YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si., menyampaikan pesan tegas tentang pentingnya aksi nyata dalam berdakwah. Hal ini ia sampaikan saat membuka Musyawarah Cabang (Musycab) ke-IV Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi secara virtual, Jum'at (31/10).
Haedar menekankan bahwa misi Islam sebagai rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi semesta alam) harus dibuktikan melalui amal usaha yang konkret, bukan sekadar berhenti pada ceramah.
"Tidak cukup dengan 'demagogi'. Muhammadiyah punya pandangan harus dengan amal usaha," tegas Haedar. Ia mencontohkan langkah global persyarikatan, seperti pendirian Muhammadiyah Australia College, sebagai bukti bahwa untuk memberi rahmat, posisi tangan di atas harus lebih baik daripada tangan di bawah.
Dalam kesempatan itu, ia juga memuji peran strategis PCIM Arab Saudi. "Bagi kami pimpinan pusat Muhammadiyah PCIM itu punya tempat sebagai jembatan komunikasi," ujarnya. Ia menambahkan PCIM Saudi memiliki peran spesial, terutama dalam membantu dan melayani jamaah haji serta umrah asal Indonesia.
Kepada kader PCIM yang mayoritas mahasiswa, Haedar juga berpesan agar tidak cepat merasa puas dalam menimba ilmu. "Di situlah jangan merasa sudah cukup belajar di Saudi, belajar di tanah air, dan kita merasa cukup di tempatnya," pesannya.
Ia mendorong agar para kader memperkaya perspektif dan tidak hanya terpaku pada satu disiplin ilmu.
"Ahli tafsir harus belajar ulumul hadis, perlu belajar sains, setidaknya pada perspektifnya," jelas Haedar. Menurutnya, pemahaman Islam yang luas ini sangat penting. "Agar tidak sempit di dalam memahami Islam,” tegasnya.
Ia menutup sambutan dengan berpesan agar PCIM terus merawat persaudaraan (ukhuwah) yang tulus dengan semua pihak. "Jangan saling ingin hegemoni, gitu kan. Jadi karena perbedaan lalu saling merebut kuasa. Menurut saya udah gak jamannya itu," tutupnya. (hanan)


