TUBAN, Suara Muhammadiyah - Energi adalah sumber kebutuhan primer manusia untuk menjalankan aktifitas sehari-hari di era moderen saat ini. Dalam konteks energi listrik, masyarakat Indonesia sangat bersandar pada penggunaan Energi Fosil, seperti Batu Bara, Gas dan Bahan Bakar Minyak. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, mayoritas bauran energi primer pembangkit listrik di Indonesia masih berasal dari batu bara. Setidaknya sejak 2018 secara konsisten bauran energi berasal dari batu bara menyentuh angka lebih dari 60%.
Di satu sisi, eksplorasi energi fosil yang berlebihan telah menunjukkan kondisi krisis iklim dan ancaman di sektor ekonomi sudah berada didepan mata. Tingginya ketergantungan dari penggunaan energi fosil sangat rawan memicu kelangkaan energi di masa depan. Konsumsi energi penduduk Indonesia akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan per kapita, kian masifnya industrialisasi, dan meningkatnya jumlah kepemilikan alat-alat elektronik serta kendaraan pribadi.
Pada suatu titik, akan terjadi ketimpangan antara jumlah penyediaan dan konsumsi energi yang kian besar. Produksi energi di dalam negeri semakin minim, tetapi kebutuhannya justru semakin besar. Hal ini berisiko akan mengganggu neraca perdagangan nasional karena memicu terjadinya defisit neraca perdagangan yang kian besar.
Berangkat dari hal tersebut, pemerintah telah berupaya untuk menyiapkan berbagai regulasi untuk memperbesar bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam penyediaan energi listrik. Setidaknya Kementerian ESDM telah mencanangkan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun 2025 sejumlah 23%, dan 29% pada tahun 2030. Menurunkan ketergantungan energi fosil telah menjadi fokus pemerintah dan perlu mendapatkan atensi masyarakat guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berkualitas.
Berangkat dari hal ini, Askara Nusantara, sebuah program berkelanjutan yang lahir dari dukungan ribuan donatur di Aplikasi Kitabisa menghadirkan program Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di lingkungan Masjid, yang akan menjadi ruang sosialisasi terhadap warga tentang pentingnya menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Berkolaborasi dengan Commafund besutan MPKS PP Muhammadiyah, Askara Nusantara mengawali pilar program ini dengan melakukan instalasi PLTS atap di salah satu Masjid Muhammadiyah di Kabupaten Tuban, Masjid Supangat Panyuran yang tak jauh dari pesisir pantai utara jawa dan berada di area ladang pohon lontar.
Bertajuk Masjid Askara Surya “Ikhtiar Selamatkan Semesta melalui Energi Baru terbarukan dari Masjid”, program ini diawali dengan proses assessment dan pemeriksaan kelayakan teknis yang dilakukan sejak awal Maret 2024. Dan pada hari Kamis (21/03) proses instalasi PLTS Atap di Masjid Supangat dimulai dengan sistem offgrid dan berkapasitas 3.520 WP.
Selang dua hari, puncak agenda dilangsungkan melalui format Tabligh Akbar dan Peresmian Masjid Askara Surya. Dengan nuansa Ramadhan, kegiatan ini dilangsungkan pada Sabtu (23/03) sejak pukul 2 siang yang diawali dengan kegiatan Pemutaran Film Dokumenter, Seremoni Peresmian, Tausyiah Ramadhan dan diakhiri dengan Buka Puasa Bersama. Acara ini dihadiri oleh Dr. Mariman Darto, M.Si. (Ketua MPKS PP Muhammadiyah), KH. Masrukin, M.A. (Ketua PDM Kab. Tuban), Muhamad Nur Afif Aulia (Askara Nusantara Program Manager), dan Reza Indra (Social Innovation Lab Senior Manager of Kitabisa).
“Kami berharap ini menjadi momentum untuk menciptakan standar baru dalam pengelolaan masjid. Agar semakin membumikan praktik penggunaan Energi Bersih. dan Askara Nusantara berkomitmen untuk menghadirkan program berkelanjutan yang mendukung agar krisis iklim dapat tertangani melalui berbagai inovasi dan teknologi,” ungkap Muhammad Nur Afif - Environmental Program Manager Kitabisa.
Perwakilan Pihak Masjid Supangat mengaku sangat berterima kasih. “Tentu kami sangat berterima kasih, masjid Supangat menjadi titik pertama implementasi PLTS masjid di program ini. Sebagai pengurus masjid, kami berkomitmen menghadirkan masjid yang hidup, tidak hanya untuk ibadah namun juga untuk kegiatan kemakmuran antar jamaah. Bahkan program ini menjadi hal baru bagi kami, bagaimana energi terbarukan dapat diimplementasikan di Masjid,” ujar Edi Utomo, Ketua DKM Masjid Supangat sekaligus Sekretaris PDM Tuban.
Dr. Mariman Darto, MM, Ketua MPKS PP Muhammadiyah menyebut inovasi menjadi kunci lahirnya program -program sosial berkelanjutan yang relevan dan membawa manfaat lebih bagi ummat dan masyarakat. “Kami mengapresiasi program ini. Tentu kami menyambut baik kolaborasi antara Muhammadiyah dengan Kitabisa,” pungkasnya. *