SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan tahniah atas dilantiknya Mundakir menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya periode 2024-2028. Sebagai penerus kepemimpinan rektor sebelumnya, ini menjadi tugas berat karena tantangan dunia pendidikan ke depan jauh lebih kompleks.
“Saya yakin bahwa ini merupakan tanggung jawab dan amanah yang Insyaallah bisa ditunaikan dengan baik,” tuturnya saat pelantikan di Auditorium Lantai 13 At-Tauhid Tower UM Surabaya, Senin (9/12).
Haedar juga menyampaikan terima kasih kepada para rektor sebelumnya yang telah berjuang begitu rupa untuk UM Surabaya. Atas perjuangan itu, UM Surabaya meraih akreditasi unggul. Lebih jauh, UM Surabaya punya At-Tauhid Tower 13 lantai. Juga At-Ta’awun Tower 23 lantai.
“Dalam perjalannannya tentu sangat terjal dan berat. Ini tidak mudah membangun hal fisik seperti itu, karena juga hasil dari perjuangan yang berat,” katanya.
Secara akademik, UM Surabaya telah maju. Dengan dibukanya Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi. Karena itu, Haedar mengapresiasi perjuangan dari seluruh Rektor UM Surabaya untuk membawa kemajuan bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah tersebut.
“Selamat dan Jazakumullah Ahsanal Jaza atas segala perjuangan yang telah dilakukan,” ucapnya.
Haedar menilai, transformasi berkelanjutan yang menjadi visi utama Mundakir sangat baik. Menurut Haedar, transformasi sebagai upaya membawa perubahan pada posisi tengahan antara evolusi dan revolusi. “Yakni proses perubahan cepat, dinamis, dan progresif,” tegasnya.
Meskipun terdapat keterbatasan, transformasi itu mesti dilakukan. Apalagi jika sudah bagus, perlu juga melakukan transformasi agar ke depan jauh lebih baik dan berkualitas. Tinggal bagaimana reaktualisasi untuk mengkapitalisasi dan memobilisasi seluruh potensi yang dimiliki oleh kampus.
“Biasanya sistem yang sudah maju ada stagnasi. Semua orang berada di posisi nyaman. Tugas Pak Rektor bikin mereka tidak bisa tidur. Bikin mereka bangun dari tidur. Paksa untuk bangun dari tidur. Bikin tidak nyaman. Ajak mereka untuk maju berkembang secara dinamis,” ujarnya.
Bersamaan dengan itu, perlu mengagendakan perubahan. Bagi Haedar, ini sangat penting, lebih-lebih sekarang, PTMA tengah menghadapi perubahan dan persaingan sangat tinggi.
“Kalau kita tidak mengagendakan perubahan ke arah yang lebih baik, kita akan ketinggalan dari yang lain. Merasa maju, tapi yang lain maju tiga langkah,” pesannya.
Dan terpenting, memproyeksikan masa depan. UM Surabaya berikut PTMA yang lain perlu menentukan langkah ke depan melalui program kerja yang telah ditetapkan. Juga visi ideal, visi jangka panjang, diharapkan mampu mencandra masa depan dan menghadapinya dengan penuh optimisme, sehingga tidak akan salah arah dan salah langkah. (Cris)