YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Muhammadiyah tak hentinya memberikan perhatian yang serius kepada kader-kadernya. Khususnya bagi mereka yang sedang menempuh studi pendidikan tinggi jenjang D3/S1/S2. Kali ini MPKSDI (Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani) PP Muhammadiyah bersama Lazismu Pusat meluncurkan program beasiswa yang diperuntukkan bagi kader-kader potensial. Program ini berupa dukungan finansial melalui pemberian beasiswa pendidikan yang akan diberikan dalam dua tahap. Beasiswa tersebut akan diberikan kepada 400 penerima manfaat dengan rincian; pemberian beasiswa sebesar 4 juta rupiah untuk jenjang S1 dan 5 juta rupiah untuk jenjang S2. Hal ini sebagai salah satu implementasi dari visi Persyarikatan dalam memajukan pendidikan kader-kadernya.
Bachtiar Dwi Kurniawan mengaku dirinya sangat bersyukur, program yang diinisiasi oleh MPKSDI dan Lazismu Pusat ini dapat dilaunching dan disosialisasikan kepada warga Persyarikatan melalui Zoom pada Senin (29/7). Program ini bertujuan untuk memberikan akses pembiayaan pendidikan bagi kader-kader Muhammadiyah di daerah yang tak jarang mengalami kendala finansial dalam proses menyelesaikan studinya. Selain itu juga sebagai syiar dan akuntabilitas kepada publik terhadap dana yang dikelola oleh Lazismu.
“Program ini merupakan tindak lanjut dari usaha peningkatan kualitas kader Muhammadiyah yang membutuhkan dukungan finansial,” ujar Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah tersebut.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto menyadari bahwa masih banyak kader Muhammadiyah di daerah yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan studinya dikarenakan masalah finansial. Dalam perjalanannya, tak jarang mereka yang sudah memulai perjuangannya di Persyarikatan sejak lama, justru kalah bersaing dengan pendatang baru yang membawa gelar pendidikan lebih mentereng. Kesenjangan inilah yang membuat mereka kurang bisa mendapatkan tempat di AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) karena dianggap tidak kompeten disebabkan belum mengantongi gelar akademik. “Karena untuk bisa masuk ke intansi Muhammadiyah dibutuhkan kompetensi formal,” tegasnya.
Agung menilai program ini memiliki muatan strategis dalam menjaga harapan kader Muhammadiyah yang ada di daerah. Menurutnya, mereka adalah ujung tombak masa depan Muhammadiyah, sebagai penjaga ideologi dan kepribadiaan Muhammadiyah di akar rumput. Sehingga mereka perlu support informasi yang memadai tentang beasiswa studi di pendidikan tinggi.
Ia pun berharap MPKSDI dapat menjadi pusat informasi yang bertujuan menghimpun seluruh informasi beasiswa yang ada, baik itu beasiswa dari pemerintah maupun dari internal Persyarikatan. Hal ini dimaksudkan agar memberikan kemudahan bagi para kader Muhammadiyah yang ingin melanjutkan studi namun terkendala finansial.
“Mungkin banyak yang tidak tahu, tahun ini pemerintah Libya menyediakan 100 program beasiswa S1 untuk calon mahasiswa Indonesia. Hal seperti ini mungkin bisa diperjelas informasinya oleh MPKSDI PP Muhammadiyah. Karena informasinya (beasiswa) tidak cukup, maka tidak cukup pula untuk mempersiapkan diri,” ujarnya.
Tak hanya itu, melalui program ini, Agung ingin mendorong mobilitas vertikal bagi para kader Muhammadiyah. Memotivasi mereka untuk segera menyelesaikan studi pendidikan tingginya melalui pemberian beasiswa.
Mujaddid Rais, Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah dalam forum yang sama mendukung program beasiswa yang diinisiasi dua lembaga di Muhammadiyah tersebut. Menurutnya, ini merupakan upaya Muhammadiyah dalam mensukseskan program negara, yaitu menyongsong Indonesia Emas 2045. (diko)