MADIUN, Suara Muhammadiyah - Sejumlah analisis pakar mengenai Muhammadiyah disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Madiun (Ummad), Prof. Dr Sofyan Anif, M.S saat menjadi pemateri pertama pada pelaksanaan Baitul Arqom Dasar (BAD) mahasiswa Ummad di Islamic Center Madiun kampus 3 Ummad, Sabtu, 16 September 2023.
“Analisis para pakar tersebut saya sarikan dari beberapa buku yang saya baca mengenai analisa mereka mengenai Muhammadiyah,” ujar Prof. Sofyan Anif.
Pertama, Muhammadiyah itu tumbuh dan berkembang dari bawah. Kedua, program dan kegiatan Muhammadiyah menyentuh aspek-aspek yang terkait dengan kemanusiaan atau pengembangan SDM di bidang pendidikan, kesehatan serta sosial.
Mengenai hal ini, Sofyan Anif mengungkapkan, berdasarkan data PSDM pada tahun 2020, bidang pendidikan yang dijalankan Muhammadiyah khususnya di PTMA ada 164 dengan jumlah dosen 17.117 orang.
Sedang jumlah mahasiswanya mencapai 554.201 orang dengan jumlah prodi yang dikelola baik D1-S3 mencapai 1843.
“Kalau jumlah mahasiswanya saat ini sudah lebih dari 554.201. Saat ini sudah hampir 800.000 mahasiswa. 790 ribu sekian,” ujar Prof. Sofyan Anif.
Analisis para pakar mengenai Muhammadiyah berikutnya adalah punya kemandirian, tidak bergantung pada pemerintah.
Kemudian para pakar itu juga menyatakan Muhammadiyah itu toleransi dengan menghargai perbedaan dan keragaman suku, ras, etnik, agama serta budaya.
“Muhammadiyah itu sejak lahir sudah punya karakter toleransi. Mendirikan sekolah gurunya tidak hanya guru dari lokal tapi juga dari Belanda. Lalu ketika mendirikan rumah sakit pertama itu, dokternya itu ada dari Belanda,” terang Sofyan Anif.
Analisis berikutnya bahwa Muhammadiyah mampu bekerja dengan siapa saja baik pemerintah, organisasi keagamaan yang sah dan organisasi masyarakat lainnya.
“ Bekerjasama dengan siapa saja. Ini keunggulan kompetitif Muhammadiyah. Mengapa? Karena punya tujuan dan cita cita. Karena punya tujuan, pasti ada strategi untuk meraih tujuan itu. Sehingga muncullah Matan, Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM),” terang akademisi yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta tersebut.
Rumusan MKCHM ini menurut Sofyan Anif ada lima (5) yaitu pertama ada didalam Q.S. 2:21, 2:30, 51:56.
“Muhammadiyah adalah gerakan Islam, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah,” terang Guru Besar Pendidikan UMS tersebut.
Rumusan MKCHM berikutnya . (Q.S. Ali-Imran/3:19, Al-Maidah/5:3, 3:112) yang pemahaman intinya adalah Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para RasulNya, sejak Nabi Adam sampai nabi akhir zaman “Muhammad SAW”.
"Juga merupakan agama yang paling benar dan agama yang paling sempurna, yang menjamin bagi pemeluknya memperoleh kesejahteraan hidup materiil spiritual, duniawi ukhrowi,” terang Sofyan Anif.
Rumusan berikutnya, Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam yang sebenar-benarnya berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran Islam (Qur’an dan Sunnah) terbagi menjadi 4 hal; aqidah, akhlak, ibadah serta muamalah duniawiyah.
“Muhammadiyah mengajak kepada segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapatkan karunia Allah SWT, (kemerdekaan, dsb) untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur, yang diridloi Allah SWT “baldatun thoyyibatun warabun ghofur”,” terang Sofyan Anif. (Pujoko/Yofa)