Memancarkan Keadaban Publik yang Utama

Publish

20 June 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
330
Haedar Nashir

Haedar Nashir

SUKABUMI, Suara Muhammadiyah - Meski UMMI relatif masih muda, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir percaya bahwa universitas ini akan terus berkembang, hingga menjadi kebanggan warga Muhammadiyah dan sekaligus masyarakat Sukabumi. Hal ini ia disampaikan dalam agenda Sidang Senat Terbuka Milad ke-21 Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) yang berlangsung Kamis, 13 Juni 2024.

Muhammadiyah sebagai organisasi yang mandiri – tidak menempatkan tangan di bawah, tapi juga tidak menutup diri untuk berkolaborasi. Kemandirian organisasi yang didirikan Kiai Ahmad Dahlan pada 1912 itu telah berhasil mendirikan perguruan tinggi di Malaysia, sekolah di Australia, Taman Kanak-kanak di Mesir dan di negara-negara lainnya.

“Itu salah satu cara kita untuk menunjukkan bahwa Islam itu punya peradaban tinggi. Islam sebagai agama yang membawa kemajuan peradaban manusia, bukan hanya bagi umat Islam tapi juga untuk seluruh umat manusia,” ungkap Haedar Nashir. 

Dikenal menonjol sebagai organisasi Islam yang bergerak di bidang pendidikan, Haedar mendorong warga Muhammadiyah untuk terus mengembangkan budaya ilmu. Tidak hanya di internal institusi pendidikan, tetapi juga di masyarakat secara umum. 

“Jangan berpikir, jangan berkata, jangan bertindak tanpa ilmu. Semua harus dengan ilmu,” pesan Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut. 

Diharapkan melalui pengembangan budaya ilmu akan melahirkan masyarakat ilmu dapat mendongkrak indeks pembangunan manusia Indonesia. Pasalnya meski sudah 78 tahun merdeka, namun indeks pembangunan manusia Indonesia masih rendah. 

Ajaran Islam dalam pandangan Muhammadiyah adalah suatu ajaran yang utuh, tidak hanya mengurusi persoalan-persoalan akhirat, tapi juga dunia. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan seorang Muslim hanya beribadah di masjid dan meninggalkan urusan dunia. “Muhammadiyah nggak gitu, ibadahnya harus baik, tapi ibadah juga harus terpancar menjadi kesalihan. Maka di manapun orang Muhammadiyah itu harus belajar dan terus belajar untuk menjadi uswah hasanah,” ujarnya. 

Bagi warga Muhammadiyah, kata harus sejalan dengan tindakan, akhlak tidak hanya untuk kebaikan sendiri dan keluarga, tapi juga untuk bangsa dan negara. Warga Muhammadiyah harus memancarkan keadaban publik yang utama. 

“Jadi itulah yang harus kita lakukan, menjadi pemimpin pun sama. Jadi keadaban publik itu ada nilai benar, salah, ada baik, buruk, ada pantas, tidak pantas. Jadi hidup bukan hanya untuk meraih keuntungan atau keberhasilan. Tapi keuntungan dan keberhasilan itu juga harus ada moral, etika, dan kebenaran,” katanya. 

Haedar juga berpesan supaya jati diri Muhammadiyah dalam mengelola amal usaha untuk terus diperhatikan, yaitu dikelola dengan baik dan amanah. Bahkan pandangan ini juga berlaku untuk bidang lain seperti politik, ekonomi, sosial, dan sebagainya. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah....

Suara Muhammadiyah

7 December 2023

Berita

LAMPUNG TENGAH, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka Semarak Milad Muhammadiyah ke-111 tahun, Pim....

Suara Muhammadiyah

7 December 2023

Berita

KUNINGAN, Suara Muhammadiyah - Dalam rangkaian kegiatan Milad Muhammadiyah ke 111, Pimpinan Daerah M....

Suara Muhammadiyah

23 January 2024

Berita

PEMATANG SIANTAR, Suara Muhammadiyah – Lima ribu jamaah ramaikan kegiatan tabligh akbar tiga o....

Suara Muhammadiyah

28 May 2024

Berita

KATINGAN, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Katingan, Kalimantan Tengah ....

Suara Muhammadiyah

16 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah