SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Bertempat di Bumi Perkemahan (Bumper) Kaliurang Yogyakarta, Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) melangsungkan agenda miladnya yang ke-105. Milad kali ini tak seperti acara pada umumnya yang mengambil latar indoor – di dalam ruangan. Milad HW berlangsung outdoor di alam terbuka. Sebagaimana seorang pandu sejati yang jiwa dan perilakunya selalu menyatu dengan alam. Bercengkrama dengan alam untuk memetik buah kebaikan demi kemaslahatan yang luas.
Mengusung tema “Menjadi Pandu yang Tangguh” Apel Milad ke-105 Gerakan Kepanduan HW dihadiri beberapa tokoh penting. Di antaranya Penasihat Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan HW Purnawirawan Muhdi Purwo, Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo, dan Ketua Umum Kwartir Pusat HW Aman Suyadi (20/12).
Aman Suyadi dalam pidatonya menyampaikan bahwa HW yang pada periode ini banyak diisi oleh kader-kader muda mesti lekas berlari kencang. Melakukan berbagai terobosan guna meluaskan jangkauan dakwah Persyarikatan.
Menurutnya, sebagai organisasi kepanduan tertua di Indonesia, sudah waktunya bagi HW untuk kembali ke puncak kejayaan. Meski berbagai dinamika jatuh dan bangun telah mewarnai histori perjalanan HW, Aman mengaku optimis bahwa HW memiliki masa depan yang cerah di tangan generasi muda. HW juga telah menjadi inspirasi bagi lahirnya gerakan kepanduan lain di nusantara.
Pria yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) tersebut menegaskan, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh HW agar dapat kembali ke puncak kejayaan. Pertama, melakukan sosialisasi secara massif terkait dengan program yang telah ditetapkan dalam Muktamar HW ke-4 di Malang Agustus lalu. Kedua, HW perlu kembali mensinergikan derap langkahnya dengan derap langkah Muhammadiyah sebagai induk organisasi. Ketiga, melakukan internasionalisasi gerakan HW melalui PCIM yang telah tersebar di seluruh negara.
Terakhir, di atas mimbar Aman menyoroti aspek kaderisasi yang menurutnya amat sangat penting dan tak dapat diabaikan. Baginya, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu melahirkan pemimpin baru yang jauh lebih baik. Dalam hal ini tak dapat dipungkiri bahwa memberikan ruang seluas luasnya bagi generasi muda merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan secara maksimal. Pemberian ruang ekspresi bagi generasi muda ini tak lain agar mereka dapat menelurkan serta merealisasikan ide dan gagasan mereka untuk kemajuan dakwah HW dan Persyarikatan.
Dalam kesempatan yang sama, Muhdi Purwo berharap HW kembali mengalami era kebangkitannya pasca kebangkitan yang kedua pada awal reformasi 1999. “Maka dalam milad ke-105, sesuai dengan tema Menjadi Tangguh. Kita perlu optimis untuk menyambut perubahan-perubahan kedepan. Selamat memperingati milad HW ke-105, semoga Allah memberikan keberkahan kepada kita semua,” tegasnya. (diko)