Muhasabah Selamatkan Diri dari Jebakan Duniawi

Publish

20 July 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
113
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

MALANG, Suara Muhammadiyah - Umat Islam baru saja memperingati Tahun Baru Islam 1446 Hijriah. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi mengajak untuk memaknainya dengan introspeksi diri (muhasabah). Menurutnya muhasabah sangat penting untuk menghitung amal yang telah diakumulasikan selama menjalani pengembaraan di muka bumi.

"Kita rasanya sudah banyak beramal. Tapi siapa tahu amal yang banyak itu hanya menurut hitungan kita. Di mata Allah boleh jadi amal banyak, tetapi kurang ikhlas seperti debu yang tertiup angin atau hujan kencang yang akhirnya tidak berbekas. Beramal harus saksama dengan keihklasan," ujarnya saat Pengajian Muharram 1446 H di Masjid Ar Fachruddin Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Jum'at (19/7).

Haedar mengatakan amal seperti ilmu perlu dilakukan muhasabah. Ia menyeru untuk menilai sejauh mana ilmu itu telah disemai dan dimanfaatkan. Sebab, banyak manusia dengan persembahan ilmu dari Allah melimpah ruah tercecer tidak dimanfaatkan sebagai semestinya.

"Kita merasa sudah banyak ilmu. Tetapi ternyata ilmu kita hanya baru eceran, belum disebarluaskan. Ada juga yang sudah berilmu, tapi ilmunya tidak mencerahkan hatinya, pikirannya, jiwanya, sehingga kemudian hidupnya salah arah, salah kaprah karena ilmunya tidak mencerahkan," ucapnya.

Haedar menegaskan banyak orang cerdas tapi terperosok dalam jebakan duniawi. Yakni berbuat menyimpang seperti korupsi yang makin menggurita. Bisa dipahami dan dipastikan fenomena ironi ini imbas ilmu yang dimiliki tidak bisa  memberikan manfaat dalam kehidupan.

"Sekarang banyak orang pintar yang korupsi, kena kasus, bahkan orang santri yang beragam juga mengalami yang sama. Karena ilmunya tidak mencerahkan. Nah, kita perlu muhasabah," tegasnya.

Dalam konteks Persyarikatan, Guru Besar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini memandang Muhammadiyah yang lahir sejak tahun 1912 sebagai entitas Gerakan Islam Berkemajuan telah berkhidmat totalitas membangun umat dan bangsa. Pengkhidmatan ini harus senantiasa dirawat, lebih-lebih dalam menghadapi zaman sekarang yang sarat permasalahan dan tantangan tidak mudah. 

"Memang sunnatullah begitu, semakin tinggi kita berada, angin pun semakin kencang. Masalah dan tantangan sesuai kadarnya. Jadi kalau Muhammadiyah yang sudah besar berusia 1 abad banyak masalah dan tantangan, itu tugas kita menghadapinya. Tinggal pandai-pandailah untuk meletakkan masalah pada tempatnya," timpalnya. (Cris/Fab/Lika/Alle)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

Yogyakarta, Suara Muhammadiyah - Pada jum'at tanggal 1 Desember 2024, bertempat diruang auditor....

Suara Muhammadiyah

2 December 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dalam perspektif hubungan internasional, konsep keamanan terus....

Suara Muhammadiyah

23 May 2024

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah – Majelis Pendidikan Dasar dan Menengan dan Pendidikan Non Formal (D....

Suara Muhammadiyah

7 September 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pengurus Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Solo periode 2023-2027 telah....

Suara Muhammadiyah

16 May 2024

Berita

LAMPUNG, Suara Muhammadiyah - Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen. Pol. Dr....

Suara Muhammadiyah

22 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah