YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - “Bunga melati harum mewangi, tumbuh subur di tepi telaga. Di Sportorium UMY kita berseri, rayakan Milad Muhammadiyah berjaya,” pantun Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto ketika memberi sambutan di Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY.
Sebuah malam penuh makna dan hangat tergelar di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (30/11). Kegiatan resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah berhasil memadukan kesenian, budaya dan spirit dakwah dikemas megah dan penuh kearifan.
“Kita menyaksikan Muhammadiyah wajah lain, wajah yang berbeda. Pada waktu-waktu yang lain kita melihat wajah Muhammadiyah yang puritan, yang kaku, yang mungkin serba rasional. Pada malam hari ini kita menyaksikan Muhammadiyah agak berbudaya,” tuturnya.
Dirinya juga menyambut tokoh-tokoh Muhammadiyah yang hadir, di antaranya Ketua PP Muhammadiyah tahun 2005-2010 H.M Muchlas Abror, Ketua PP Aisyiyah Siti Aisyah, Rektor UMY Gunawan Budiyanto, Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Muchlas dan Rektor Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), serta seluruh kader persyarikatan yang hadir.
Kembali menyampaikan pesan melalui pantun, “Burung merpati terbang ke awan, hinggap sejenak diranting cemara. Warga Muhammadiyah terus berjuang, dakwah tulus untuk umat sejahtera,” pantunnya lagi.
Milad ini juga menjadi momentum dan refleksi, mengingatkan kembali semangat dakwah yang sudah 112 tahun berjalan. Dalam berbagai pantun yang disampaikan Agung selama sambutan, tergambar pesan untuk terus berjuang memajukan umat dan bangsa.
Sebagai rangkaian perayaan, Muhammadiyah tengah bersiap menggelar Sidang Tanwir pada 4-6 Desember mendatang di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Acara ini akan menjadi ajang strategis untuk menyusun langkah besar dalam memajukan peradaban.
“Insyaallah Bapak Presiden dan beberapa menteri sudah terkonfirmasi untuk hadir. Mudah-mudahan acara tanwir Muhammadiyah bisa berjalan dengan lancar. Bisa berjalan dengan baik,” harap Agung.
Dalam hal ini, dirinya kembali berpesan melalui pantun, “Pergi ke Kupang membawa peti, mampir sejenak ke pasar melayang. Sidang tanwir membawa misi untuk kemajuan umat dan peradaban.”
“Mentari bagi sinari timur, angin sejuk menyejukkan hati. Selamat bermusyawarah di Kupang nan makmur, Semoga hasilnya bawa berkah sejati,” tambahnya. (Jan/Cris)