PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Semangat demokrasi kembali bergema di Universitas Muhammadiyah Riau (Umri). Melalui Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM), kampus ini resmi menggelar rangkaian kegiatan Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) 2025, sebagai momentum penting bagi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan arah kepemimpinan organisasi kemahasiswaan.
Suasana kampus utama Umri, Rabu (5/11), terlihat meriah sejak pagi hari. Berbagai atribut kampanye—mulai dari spanduk, baliho, hingga poster Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa—terpasang di area kampus, menambah semarak pesta demokrasi tahunan tersebut. Mahasiswa dari berbagai fakultas juga tampak antusias mengambil bagian dalam kegiatan ini.
Pemira UMRI 2025 tidak hanya menjadi ajang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa, tetapi juga wadah pembelajaran politik, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial bagi seluruh civitas akademika. Setiap tahapan—mulai dari kampanye, sosialisasi visi-misi, hingga debat terbuka—berlangsung dengan menjunjung tinggi etika, keterbukaan, dan sportivitas.
Antusiasme mahasiswa terlihat di berbagai sudut kampus. Mereka berdiskusi hangat, menyampaikan gagasan, dan menunjukkan kepedulian terhadap masa depan organisasi kemahasiswaan. Tak sedikit mahasiswa yang berharap, Pemira kali ini mampu melahirkan pemimpin yang aspiratif, visioner, serta mampu membawa perubahan positif bagi kehidupan kampus.
Pemungutan suara yang berlangsung pagi ini diharapkan dapat berjalan lancer, tertib, dan demokratis, serta diikuti selururh mahasiswa. Wakil Rektor III Umri Dr Jufrizal Syahri, MSi., turut memberikan apresiasi atas semangat dan antusiasme mahasiswa dalam menyukseskan Pemira tahun ini. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan sarana pembelajaran demokrasi yang sangat berharga bagi mahasiswa.
“Pemira adalah miniatur demokrasi di lingkungan kampus. Melalui proses ini, mahasiswa dapat belajar bagaimana berdemokrasi secara sehat, beretika, dan bertanggung jawab. Kami berharap, pemimpin yang terpilih nanti benar-benar mampu menjadi representasi aspirasi mahasiswa dan membawa semangat perubahan yang positif,” ujarnya.
Beliau juga berpesan agar seluruh pihak, baik panitia maupun peserta, tetap menjaga kondusivitas selama proses berlangsung. “Menang atau kalah adalah hal yang biasa dalam kontestasi. Yang terpenting adalah menjaga ukhuwah, menjunjung sportivitas, dan menjadikan Pemira sebagai ajang memperkuat persatuan di antara mahasiswa UMRI,” tambahnya. Lebih dari sekadar pesta demokrasi, Pemira Umri 2025 menjadi simbol komitmen mahasiswa dalam meneguhkan nilai-nilai demokrasi, partisipasi, dan kepemimpinan di lingkungan perguruan tinggi. (Muhansir)


