YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Alergi karena makanan menjadi masalah kesehatan yang angka kemunculannya terus meningkat, dan secara imunologis disebabkan oleh respon sel imun tubuh terhadap makanan yang menyebabkan alergi sehingga menimbulkan reaksi oleh sistem kekebalan tubuh. Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Sri Nabawiyati Nurul Makiyah, S.Si., M.Kes. meneliti alternatif dari senyawa yang dapat menjadi terapi penyakit alergi, dan banyak berasal dari umbi-umbian. Ia pun menyebutkan bahwa umbi uwi menjadi bahan pangan fungsional dan bermanfaat bagi sistem imun, namun belum dimanfaatkan secara optimal.
Guru Besar UMY di bidang Ilmu Biologi Molekuler yang kerap disapa Nurul ini menjelaskan kegunaan dari umbi uwi dalam mengatasi alergi melalui Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar pada Kamis (20/6), yang juga sekaligus agenda Rapat Senat Terbuka UMY. Umbi uwi mengandung senyawa saponin steroid, yang menurut Nurul memiliki fungsi biologis yang serupa dengan imunomodulator dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Umbi uwi bahkan memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan imunomodulator yang berasal dari bahan sintetik.
“Karena berbahan sintetik, imunomodulator terkadang tidak mudah diserap tubuh dan menimbulkan efek samping. Perlu dikembangkan imunomodulator alami atau senyawa serupa seperti saponin steroid yang terkandung dalam umbi uwi untuk sistem kekebalan tubuh, karena lebih aman dengan efek samping yang lebih sedikit, bahkan dapat menangkal tingginya biaya produksi senyawa sintetik,” ujar Nurul.
Umbi uwi atau dioscorea alata merupakan jenis umbi-umbian yang memiliki nilai gizi yang tinggi, namun masih kurang banyak dimanfaatkan karena jumlah produksi yang semakin berkurang sehingga jarang ditemukan di pasaran. Dalam penelitiannya Nurul menggunakan hewan percobaan yaitu mencit dengan model alergi, dan setelah diberikan ekstrak umbi uwi mengalami keseimbangan dua sub-set dari sel imun tubuh mencit. Nurul menyebutkan bahwa keseimbangan dalam sel imun tubuh menjadi tolok ukur sehat dan tidak terdapat alergi.
Penelitian yang dilakukan Nurul ini sekaligus membuktikan bahwa senyawa aktif saponin steroid dalam umbi uwi mampu menekan respon alergi, sehingga memiliki potensi besar sebagai alternatif penyembuhan alergi. Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY ini juga telah melakukan uji keamanan atau toksisitas dari umbi uwi selama 90 hari secara subkronis, dan terbukti aman. Walaupun terdapat senyawa yang memberikan efek toksik namun hanya sebagai senyawa tunggal dan tidak secara keseluruhan dari umbi uwi.
“Indonesia memiliki mega biodiversitas atau kekayaan alam yang sangat berlimpah, dan saya ingin mengajak para peneliti dan praktisi kesehatan untuk lebih melakukan eksplorasi terhadap kekayaan alam sebagai alternatif dalam praktik pengobatan yang sudah teruji secara klinis. Ini dapat menjadi peluang bagi kita untuk mewujudkan kemandirian dalam mengelola kesehatan bangsa,” pungkas Nurul. (ID)