SUMENEP, Suara Muhammadiyah - Bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumenep, acara silaturrahim akbar digelar oleh Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur pada Sabtu (19/10).
Acara ini dihadiri oleh segenap Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sumenep, rombongan LDK PWM Jawa Timur, LDK PDM Sumenep, Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sumenep, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kota Sumenep, kelompok pengajian Mutiara Mujahidin, anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Sumenep, serta ibu-ibu lansia.
Dalam sambutannya, Ketua PDM Sumenep mengungkapkan bahwa PDM Sumenep juga membina remaja yang tergabung dalam komunitas olahraga, seperti komunitas pecinta bola voli "Sang Surya" dan pecinta sepak bola PSHW Pasongsongan.
"Kami membina mereka tidak hanya dari sisi olahraga, tetapi juga dari sisi agama. Setiap kali mereka mencetak gol atau memasukkan bola, mereka melakukan sujud syukur, dan saat minum di acara pertandingan, mereka duduk. Harapan kami, dakwah bisa menjangkau lebih luas, tidak hanya di masjid, musalla, atau sekolah. Ada banyak bahasa universal dalam berdakwah, dan kita bisa menggunakan bahasa yang mereka pahami," ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya kreativitas dalam berdakwah. “Undangan dakwah tidak harus selalu berbentuk pengajian. Cukup adakan kompetisi, orang akan datang dengan sendirinya,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua LDK PWM Jawa Timur, Ustadz Ahmad Thalhah, dalam sambutannya menekankan pentingnya monitoring dan dokumentasi kegiatan dakwah komunitas.
"Kami ingin memantau sejauh mana LDK PDM Sumenep telah bergerak. Harap setiap kegiatan dakwah komunitas dikirimkan ke LDK PWM. Kami akan membukukan seluruh kegiatan dakwah yang unik agar bisa menjadi inspirasi untuk memperkuat syiar," katanya.
Dalam acara ini, target utama yang diusung adalah pembinaan dakwah komunitas dan pembinaan muallaf. Ustadz Warsono, Ketua Divisi Dakwah 3T, menambahkan bahwa dakwah berbasis komunitas memerlukan totalitas dan harus didasarkan pada data. Ia menceritakan pengalamannya dalam membina anak-anak jalanan, anak-anak yang terkena kasus hukum, dan kelompok marginal di Surabaya. "Semua dimulai dengan data base, agar dakwah terarah," jelasnya.
Selain itu, Ustadz Tulus, anggota Divisi Dakwah 3T, menekankan pentingnya legalitas dalam menjalankan kegiatan dakwah komunitas, terutama untuk lembaga-lembaga sosial. "Kami harus memiliki surat izin dari Dinas Sosial agar dapat bergerak lebih leluasa," ungkapnya.
Anggota Divisi Dakwah Kreatif, Neng Fitri, menekankan pentingnya komitmen dalam dakwah komunitas. "Kita ini pendakwah luar, bukan liar. Kita berada di luar, bukan di mimbar. Pendakwah komunitas harus ikhlas, cerdas, dan tuntas," ujarnya penuh semangat.
Selain itu, Ustadz Aries menekankan pentingnya kreativitas dalam membuat konten dakwah di media sosial. "Pendakwah komunitas harus kreatif dan canggih dalam membuat konten di media sosial," katanya.
Bunda Icha, anggota Divisi Dakwah Kreatif, turut memberikan arahan kepada ibu-ibu dan seluruh peserta untuk mengunggah setiap kegiatan dakwah mereka di media sosial. "Tambahkan kata-kata islami yang mencerahkan. Insyaallah ini akan menjadi bagian dari dakwah kepada orang lain," tambahnya dengan penuh antusias.
Acara ini merupakan bagian dari kegiatan tahunan LDK PWM Jatim yang digelar di setiap PDM untuk memperkuat jaringan dakwah komunitas. Dengan semangat yang membara, acara ini diharapkan menjadi momentum untuk memperluas jangkauan dakwah dan meningkatkan sinergi antar komunitas dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan. (Bahrus/Fab)