YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat nilai-nilai Islam dan pendidikan karakter remaja melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM). Kali ini, UMY menggandeng SMP Muhammadiyah 7 Kotagede Yogyakarta dengen menggelar program bertajuk "Bimbingan Al-Islam untuk Pergaulan Remaja Generasi Z", Rabu (2/7).
Program yang diikuti 115 siswa kelas VII ini dipimpin langsung oleh H Mukhlis Rahmanto, Lc., MA., PhD bersama tim, sebagai bentuk konkret dukungan UMY dalam menjawab tantangan krusial yang dihadapi generasi muda saat ini di antaranya pergaulan bebas yang dapat mengarah pada perilaku menyimpang seperti seks pranikah, penyalahgunaan narkoba, dan tawuran.
Kemudian, pengaruh negatif media sosial yang memudahkan akses ke konten pornografi dan kekerasan, termasuk perundungan (bullying). Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi, sehingga remaja rentan terhadap kehamilan dini dan penyakit menular seksual.
“Dan minimnya pengawasan orang tua dan lemahnya pendidikan karakter, yang membuat remaja mudah terpengaruh lingkungan,” sambung Mukhlis.
Untuk itu, di samping bekal materi psikologi remaja, Mukhlis menggarisbawahi bahwa pendekatan Islam perlu diberikan sebagai upaya membekali generasi muda dengan pemahaman yang benar mengenai pergaulan dan kesehatan reproduksi sesuai nilai-nilai Islam.
“Hal ini dikarenakan remaja tumbuh di masa transisi dari anak-anak menuju dewasa serta mengalami perubahan fisik dan psikologis awal. Apalagi para siswa ini adalah kader umat, persyarikatan dan bangsa yang memainkan peran penting di masa depan,” tegasnya.
Adapun materi yang disampaikan oleh tim mulai dari thaharah (mandi besar-junub), ciri-ciri emisi nokturnal (mimpi basah) dan menstruasi dari sisi fikih Islam, konsep ideal remaja Islami, batasan-batasan pergaulan remaja putra dan putri.
Selain itu, ada juga materi seputar hukum dan etika Islam tentang pornografi, serta hukum perdata dan pidana Islam sederhana, misalnya terkait dengan kasus zina, kelainan seksual dan konsekuensi hukum Islamnya, serta bagaimana mengelola hasrat emosional (hawa nafsu) hingga tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa.
Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Supriyadi, SPd., MSI, juga para guru, khususnya guru Bimbingan Konseling menyambut gembira program pengabdian ini. “Karena dapat memperkuat wawasan dan pemahaman diri para siswa sebagai seorang remaja dari sisi norma-norma ajaran Islam,” timpalnya. (Klis/Cris)