Prinsip 4A Dukung Pekerjaan yang Layak Bagi Difabel

Publish

7 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
525
Foto Istimewa

Foto Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah  - “Dalam berbagai riset, partisipasi angkatan kerja teman-teman difabel jauh lebih rendah dari mereka yang bukan difabel yakni 46%, jauh diangka teman-teman non difabel 71% berdasarkan data tahun 2020.” Hal tersebut disampaikan oleh Suharto, Ketua Dewan Pengurus SIGAB Indonesia dalam kegiatan Webinar International Women’s Day 2024 Inspiring Inclusion : Aksi Bersama Pengarusutamaan GEDSI Menuju Pembangunan Inklusif pada Rabu (6/3/2024). Acara yang digelar secara daring ini terlaksana atas kerjasama Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Program Inklusi, serta DPD IMM DI Yogyakarta. 

Suharto menyebut bahwa kesempatan kerja teman-teman difabel juga semakin menurun. Hal ini dikarenakan kecenderungan pemerintah maupun lembaga yang memberdayakan difabel untuk memberikan pekerjaan yang sifatnya informal atau kewirausahaan. “Di negara berkembang terdapat 80-90% difabel usia kerja akan tetapi mereka tidak bekerja atau terpental dari pasar kerja. Di negara industri 50-80% difabel tidak bekerja,” terangnya. 

Suharto juga menyampaikan bahwa masih terdapat berbagai hambatan yang dialami oleh baik laki-laki maupun perempuan difabel. Hambatan tersebut ada di environmental, social, cultural, tehnical, maupun structural. “Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aksesibel dan inklusif bukan impairment yang diatasi tetapi barrier yang diatasi sehingga terwujud masyarakat yang Inklusif,” ujar Suharto.

Kondisi hambatan ini bagi teman-teman difabel perempuan akan semakin sulit. Hal ini menurut Suharto karena perempuan cenderung akan mengalami diskriminasi sehingga yang terjadi adalah munculnya diskriminasi ganda. “Karena difabel perempuan tidak hanya mengalami diskriminasi karena ia difabel tetapi juga karena ia perempuan. Diskriminasi ganda ini akan mengakibatkan ia kesulitasn mendapatkan akses dalam pembangunan,” jelasnya.

Padahal pekerja difabel perempuan dan laki-laki mempunyai hak untuk mendapatkan pekerjaan tanpa diskriminasi, memperoleh upah yang sama, memperoleh akomodasi yang layak, tidak diberhentikan dengan alasan disbilitas, mendapatkan program kembali bekerja, penempatan kerja yang adil, proposional, maupun mengembangkan karir.

Oleh karena itu Suharto mendorong dilaksanakannya 4A Inklusi di tempat kerja. Yaitu Attitude, Aksesibilitas, Akomodasi, dan Asimilasi. Attitude atau Sikap adalah bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang ramah dalam perekrutan, pengelolaan, dan pemajuan karier karyawan dengan disabilitas. Aksesibilitas adalah menetapkan kebijakan dan strategi pengadaan standar aksesibilitas untuk semua karyawan dengan disabilitas yang berkaitan dengan teknologi, tempat tinggal, transportasi dan lingkungan kerja. 

Akomodasi yang layak dilakukan upaya mencari cara untuk menghilangkan hambatan dengan proses dan sistem yang memungkinkan kandidat dan karyawan mendapatkan akomodasi yang wajar yang mereka perlukan untuk melakukan peran pekerjaan penting mereka sesuai dengan fungsi pekerjaan dan tujuan bisnis mereka. Asimilasi dilakukan dengan menerima teman-teman difabel menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari teman-teman pekerja yang lain. (Suri)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir hadi....

Suara Muhammadiyah

24 June 2024

Berita

PALEMBANG, Suara Muhammadiyah - Palembang - STIKES ‘Aisyiyah Palembang gelar pertemuan be....

Suara Muhammadiyah

8 September 2023

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Kabar gembira datang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Univers....

Suara Muhammadiyah

24 July 2023

Berita

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Berdirinya 'Aisyiyah adalah habitus baru di Indonesia. Hal tersebu....

Suara Muhammadiyah

24 March 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Mendik....

Suara Muhammadiyah

26 October 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah