MALANG, Suara Muhammadiyah - Nazaruddin Malik yang akrab disapa pak Nazar resmi mengemban tugas sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk periode 2024-2028. Ia dilantik oleh Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Achmad Nurmandi pada Senin, 12 Februari 2024 di Aula BAU UMM.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengapresiasi UMM atas berbagai capaiannya sebagai salah satu PTMA terdepan yang mampu memberikan inovasi rintisan terbarukan. Inilah yang kemudian menjadikan UMM sebagai role model PTMA se-Indonesia. Hal itu tak lepas dari prestasi UMM dalam memperoleh akreditasi unggul secara konsisten. Selain itu, kampus yang pernah dipimpin oleh menteri pendidikan era presiden Megawati Soekarnoputri itu juga memiliki banyak terobosan dalam hal pengembangan pendidikan tinggi.
Ia pun berpesan kepada rektor baru UMM dan seluruh rektor PTMA se-Indonesia untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan kualitas. Menurutnya, PTMA harus menjadi dapur pemikiran dan pusat riset, serta memberikan prespektif dan solusi baru perihal problem keummatan secara global, kebangsaan maupun kemanusiaan.
Di akhir sambutannya Haedar berpesan agar pimpinan perguruan tinggi tidak merasa sungkan kepada para pendahulu (senior) untuk belajar, khususnya belajar dalam hal melakukan pengembangan di berbagai sektor.
“Pak Nazar dan para pimpinan yang lain tidak perlu sungkan sama senior, ambil pelajaran dan ilmunya. Saya juga demikian, di atas saya masih banyak senior. Kalau masih ada sungkan itu biasanya agak ragu membuat trobosan pengembangan. Maka UMM harus mampi melanjutkan yang baik dan mengenbangkan terobosan-terobosan baru,” pungkasnya.
Nazar dalam pidato iftitahnya sebagai rektor menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah merupakan wadah strategis yang berperan progresif dalam meningkatkan sumber daya insani.
“Lewat UMM, kita optimis melahirkan generasi-generasi unggul untuk menghadapi tantangan global yang dinamis, dan tentu tidak meninggalkan nilai-nilai keislaman,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyinggung salah satu hadist, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Menurutnya, makna hadist ini tidak hanya tentang urusan personal, namun juga menyasar instansi pendidikan seperti UMM.
Tanpa disadari, UMM sudah menerapkan hal itu melalui Center of Excellence (CoE) dan berbagi program pengembangan mahasiswa. Apalagi mengingat bahwa anak muda adalah aset Muhammadiyah sekaligus aset bangsa.
“Student today leader tomorrow menjadi semboyan kita. SDM Insani ini harus terus kita kembangkan. Bukan hanya tugas personal saja, tapi juga tugas kita bersama. Lewat UMM kita sudah melakukan itu dan budaya itupula yang sudah dilakukan oleh para pendahulu sebelum kita. Maka hal-hal ini harus kita rawat dan dikembangkan,” tegasnya.
Rektor UMM periode 2020-2024 Fauzan menyampaikan, sudah banyak sekali program rintisan yang dilahirkan oleh UMM. Seperti misalnya CoE, Center for Future Works (CFW) hingga Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat (P3M). Dia berharap, program-program tersebut nantinya tetap dimasifkan dan dikembangkan lebih jauh lagi.
“CoE kita ini sudah bekerjasama dengan 189 perusahaan dan instansi dalam negeri, ada juga P3M yang itu juga dilirik oleh banyak dinas dan berbagai kepala daerah di Indonesia. Membuat program itu tidak boleh ngasal. Harus benar-benar ada manfaat yang dapat dirasakan masyarakat dan bangsa,” jelasnya. (diko)