RIB Muhammadiyah Ditawarkan Jadi Jawaban Etika AI di Konferensi Internasional Perlis

Publish

10 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
628
Foto Istimewa

Foto Istimewa

PERLIS, Suara Muhammadiyah – Dunia akademik Islam kembali diramaikan dengan tawaran gagasan segar dari Muhammadiyah. Dalam International Conference on Contemporary Issues in Islamic Studies and Management 2025 (5th ICICM 2025) yang berlangsung di Universiti Islam Antarabangsa Tuanku Syed Sirajuddin (UniSIRAJ), Perlis, seorang pemakalah dari Indonesia, Mamdukh Budiman, PhD (Cand), mengemukakan bahwa Risalah Islam Berkemajuan dapat menjadi kerangka etika untuk menjawab tantangan kecerdasan buatan (AI).

Mamdukh Budiman, dosen Universitas Muhammadiyah Semarang UNIMUS sekaligus mahasiswa doktoral Islamic Studies di Universiti Muhammadiyah Malaysia Perlis UMAM, menegaskan bahwa AI bukan sekadar isu teknis. Teknologi ini mengandung dimensi etika dan kemanusiaan yang jika diabaikan akan melahirkan problem ketidakadilan, ketimpangan sosial, hingga dehumanisasi.

“AI tidak netral. Ia membawa implikasi moral. Karena itu, ia harus dipandu dengan nilai. Risalah Islam Berkemajuan menawarkan kerangka untuk memastikan bahwa inovasi teknologi tetap berpihak pada kemaslahatan umat dan menjaga keberlanjutan kehidupan,” ujarnya dalam sesi presentasi, Rabu, 10 September 2025.

Menurutnya, Risalah Islam Berkemajuan menekankan ijtihad, rasionalitas, keadilan sosial, serta tanggung jawab moral—nilai yang relevan untuk merumuskan etika AI berbasis Islam moderat. Muhammadiyah, dengan sejarah panjangnya sebagai gerakan reformis, dinilai mampu menjadi pionir dalam merumuskan etika global yang tidak hanya Islami tetapi juga dialogis dengan wacana internasional.

Pihak penyelenggara konferensi, Fakultas Pengajian Islam (FPI) UniSIRAJ, menegaskan bahwa forum ini memang ditujukan untuk mempertemukan akademisi lokal dan internasional dalam membahas peran AI di tengah dinamika Islam dan manajemen kontemporer.

“Konferensi ini menjadi platform untuk bertukar pandangan dan idea dalam menyumbang kepada pengukuhan pusat kecemerlangan akademik. Antara objektifnya ialah mengkaji impak penggunaan AI dalam memahami dan mengaplikasi Sunnah, membincangkan isu etika teknologi, serta meneroka pendekatan inovatif dalam pengajaran dan pembelajaran Islam,” ujar salah seorang wakil panitia ICICM 2025.

Kehadiran gagasan Muhammadiyah di forum ini dipandang sebagai kontribusi penting Asia Tenggara dalam wacana global. Beberapa peserta menilai pemikiran Budiman memberi alternatif etika yang menyeimbangkan antara inovasi dan nilai spiritual.

“Apa yang ditawarkan Muhammadiyah ini penting, kerana ia membawa suara Islam moderat ke meja global. Bukan sekadar resistensi, tapi solusi praktikal yang boleh diterjemahkan dalam dasar teknologi,” komentar seorang akademisi yang hadir.

Dengan demikian, partisipasi Mamdukh Budiman tidak hanya menegaskan posisi Muhammadiyah dalam percaturan internasional, tetapi juga menunjukkan bahwa Islam Berkemajuan bisa ditawarkan sebagai kerangka etik dalam menghadapi tantangan AI dan teknologi masa depan.

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Dekan FISIP Unismuh Makassar, Dr Hj Ihyani Malik, S.Sos, M.Si menanda....

Suara Muhammadiyah

4 June 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Kaprodi PAI Universitas Muhamamdiyah (UM) Bandung Iim Ibrohim me....

Suara Muhammadiyah

10 January 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah — Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung secara resmi menandatangan....

Suara Muhammadiyah

29 August 2024

Berita

BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah - Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) menyelenggarakan pela....

Suara Muhammadiyah

8 January 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pada 25 Februari 2024, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah....

Suara Muhammadiyah

26 February 2024