BANTUL, Suara Muhammadiyah – Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta menerjunkan sebanyak 522 kader sebagai peserta Mubaligh Hijrah, Ahad (16/2). Pelepasan ini dihadiri Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti sekaligus Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta Aly Aulia mengatakan, Mubaligh Hijrah ini menjadi program tahunan dalam menyemarakkan bulan Ramadhan. Adapun kategorisasi peserta Mubaligh Hijrah ini berasal dari tingkat I dan II Aliyah atau SMA.
“Mereka akan belajar di muqorror yang nama muqorrornya adalah masyarakat yang tidak terhenti halamannya, yang tidak terhenti berapa tebal jilidnya. Mereka juga akan melakukan hal-hal yang bisa dijadikan kontribusi sebagaimana seorang kader, pemimpin selayaknya roda kemudi dalam lambang di dalam diri mereka,” tuturnya di Kampus Terpadu, Badut Lor, Argorejo, Sedayu, Bantul.
Spektrum persebaran Mubaligh Hijrah tahun ini, tidak hanya di tingkat nasional, namun hingga tingkat internasional. Beberapa negara yang telah ditetapkan yaitu Amerika Serikat, Australia, Jepang, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Thailand dan Timor Leste.
“Alhamdulillah segala prosesnya berjalan dengan baik. Mudah-mudahan senantiasa nantinya dengan sinergi baik Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah setempat, termasuk juga di dalamnya mungkin instansi yang secara khusus, harapannya nanti ikut serta mendukung dan membantu program ini berjalan baik dan lancar,” terangnya.
Rencananya, peserta Mubaligh Hijrah mulai diberangkatkan setelah Kamis (27/2). Aly mengharapkan, dengan mengikuti program tersebut, kelak menjadi bekal untuk menyongsong masa depan sebagai kader Persyarikatan Muhammadiyah yang berkemajuan.
“Tantangan ke depan adalah tantangan kemanusiaan. Tantangan ke depan adalah tantangan yang jauh lebih universal. Dan tentunya kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Menteri yang berkenan hadir di kampus terpadu ini,” tuturnya.
Aly menyebut, selama menjalani program Mubaligh Hijrah, para peserta akan membuat laporan. Yaitu laporan yang mencakup kegiatan bersifat keagamaan, kemasyarakatan, dan keilmuan.
“Tiga hal ini kita harap mereka bisa melebur di tengah masyarakat bersinergi dengan takmir masjid, Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat, tentu dengan komunitas yang internasional dalam hal ini, komunitas muslim yang ada di luar negeri. Mereka sambil belajar, memberikan hal-hal yang sudah mereka miliki,” katanya. (Cris)