YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman mengatakan, banyak manusia yang mengalpakan kesyukuran. Terlebih, kesyukuran diberi nikmat sehat, yang menjadi nikmat termahal dari Allah.
Demikian disampaikan Agus saat Kajian Kamis Sore di Masjid Kampus Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Kamis (30/10).
"Sadar bahwa sehat itu sangat berharga ketika sedang diambil oleh Allah," ujar Agus.
Karena itu, Nabi Muhammad Saw berpesan kepada umat beriman untuk memanfaatkan kesehatan sebelum tiba masa sakit. Agus menilai, pesan Nabi ini sangat substansial, sehingga penting untuk direnungkan oleh umat Islam.
"Dan karena ini perintah Rasul, di dalam agama kita melakukan amalan yang diperintahkan oleh Rasul maka melaksanakan menjadi amal saleh. Sehingga kalau kita ini menjaga sehat disandarkan kepada perintah Rasul, aktivitas itu menjadi amal saleh," jelasnya.
Dalam sebuah adagium dikatakan, "Kesehatan bukan segalanya, tapi segalanya itu tidak bisa dinikmati kalau orang itu tidak sehat." Menimbang kesehatan itu fundamental dalam kehidupan, Agus mengajak untuk menjaga kesehatan sejak dini. "Kita harus jaga sehat," ajaknya.
Agus mengerucutkan sehat sebagai kondisi bahagia dan sejahtera seseorang sejak dari fisik, mental, spiritual, dan sosial. "Jika itu semua baik, barulah dia sehat," tekannya. Kesehatan dalam kalangan masyarakat, dikategorisasikan dengan sehat jasmani dan rohani (fisik, mental, sosial, dan spritual).
"Dan itu saling terkoneksi. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 kesehatan sebagai keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis," terangnya.
Di situlah Agus mengajak untuk bersyukur ketika diberi nikmat sehat. Dengan mengupayakan sedemikian rupa tidak melakukan perbuatan yang mendatangkan benih-benih penyakit.
"Dirawat dengan baik dan menggunakan nikmat sehat itu sebagai bekal untuk memperbanyak amal saleh. Itulah cara kita mensyukuri nikmat sehat," tuturnya.
Termasuk, meniru kehidupan Rasulullah. "Beliau itu jarang sakit," bebernya. Kalaupun toh sakit, hanya dua kali, ketika hijrah dari Mekkah ke Thaif menyebarkan agama Islam dilempar dengan bongkahan batu.
Akibatnya, kakinya berlumuran darah atas lemparan batu tersebut. Dan menjelang kematian, sehingga Nabi berpesan kepada Aisyah agar Abu Bakar dapat menggantikannya menjadi imam.
Upaya yang bisa dilakukan, sambung Agus, menjaga perilaku kesehatan. "Menjaga kesehatan itu tinjauan tidak hanya kotor saja, itu hebatnya Islam," ungkapnya, yang menyebut faktor lain selain kotor, hadas dan najis.
Kemudian, menjaga wudhu. "Ketika orang itu belum berwudhu dan sudah berwudhu, perbedaannya sangat mencolok," singkapnya.
Termasuk, menjaga pola makan dengan baik. Di mana makan jangan berlebihan, sesuaikan dengan porsinya. "Rasul sangat memperhatikan waktu makan dan yang dimakan," terangnya. Ditambah dengan, menjaga emosi.
Sebagaimana Rasul mengingatkan agar jangan pernah marah. Implikasinya sangat kuat di sini, yang kata Agus, mencontohkan impak negatif akibat kerap emosi. "Banyak penelitian menunjukkan emosi negatif dan marah meningkatkan kejadian serangan jantung," katanya.
Di situlah Agus berpesan agar jangan mudah tersulut emosi. Karena tautannya sangat berkelindan dengan kondisi kesehatan. "Hati-hati jangan marah. Laporan dari sebuah literatur, marah 5 menit, sistem imunnya terganggu 6 jam," tandasnya. (Cris)


