JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, menyatakan bahwa pemuda Islam adalah pilar penting yang akan menentukan arah masa depan umat dan bangsa. Hal ini disampaikannya dalam acara Islamic Youth for a Global Future yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Menteng Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (28/6).
“Pemuda adalah generasi yang akan melanjutkan peradaban, menciptakan perubahan, dan mengukir masa depan,” ujar Amirsyah. Ia menegaskan bahwa IMM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah telah memainkan peran penting dalam pengembangan kader di bidang keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan selama lebih dari enam dekade sejak didirikan pada 1964.
Amirsyah juga menyoroti banyaknya teladan pemuda dalam sejarah Islam. Ia mencontohkan Usamah bin Zaid sebagai panglima perang muda, Zaid bin Tsabit sebagai penulis wahyu dan penerjemah Rasulullah, serta Muhammad Al-Fatih yang menaklukkan Konstantinopel pada usia 22 tahun.
“Pemuda memiliki energi besar untuk perubahan, sebagaimana kisah para pemuda dalam sejarah Islam,” tegasnya.
Di tengah era global yang penuh tantangan moral, Amirsyah mengingatkan pentingnya pemuda untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. “Kita perlu pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga sopan, santun, dan menjunjung tinggi akhlak Islam,” ujarnya.
Ia kemudian menjelaskan konsep “Qaulan Ma’rufan” atau perkataan baik sebagai pedoman dalam berkomunikasi. Menurutnya, ada lima karakter komunikasi yang ideal menurut Al-Qur’an. Pertama, Qaulan Ma’rufan, perkataan baik yang sesuai norma sosial. Kedua Qaulan Layyinan, perkataan lemah lembut yang menyentuh hati.
Ketiga, Qaulan Maysuran, perkataan yang mudah dipahami. Keempat, Qaulan Sadidan, perkataan yang benar, jujur, dan tegas. Kelima, Qaulan Kariman, perkataan yang mulia, lembut, dan penuh hormat.
Kelima prinsip ini, menurut Amirsyah, menjadi penting dalam membentuk karakter pemuda Islam yang berkualitas di era digital.
Sebagai penutup, Amirsyah mengajak seluruh kader IMM meneladani semangat Ashabul Kahfi, yakni sekelompok pemuda dalam Al-Qur’an yang teguh mempertahankan iman di tengah tekanan kekuasaan. “Kekuatan iman adalah kekuatan paling tinggi, dan IMM harus menjadi tempat membina pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Allah,” tandasnya.
Hadir dalam acara ini Drs Yuli Mumpuni Widarsono, MA (mantan Duta Besar RI untuk Spanyol), Drs Bunyan Saptomo, MA (mantan Duta Besar RI untuk Bulgaria), dan Astrid Nadra Risqita (President of OIC Youth Indonesia). Forum ini menjadi ruang kolaborasi penting dalam memperkuat peran pemuda Islam di kancah global. (Cris)