Seribu Hari Wafatnya Buya Syafii Maarif: Warisan Keteladanan untuk Anak Muda

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
261
Mencari Guru Bangsa, Mengenang 1000 Hari Wafatnya Buya Syafii Maarif

Mencari Guru Bangsa, Mengenang 1000 Hari Wafatnya Buya Syafii Maarif

Semoga Buya selalu diperbincangkan, 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, 40 tahun, 50 tahun, hingga selamanya. –Diyah Puspitarini

Layaknya sebuah tempat atau apapun yang berkesan, selalu menyimpan beragam kenangan yang patut untuk diperbincangkan. Begitu pula manusia, yang di dalam dirinya ada berak-rak memoar. Terkait banyak hal, mulai dari memoar tentang tragedi dalam hidup yang tak dapat dilupakan, kenangan menghabiskan waktu bersama orang tersayang, atau pernah dipertemukan dengan seseorang yang dengannya kita merasa nyaman, merasa aman, merasa diayomi, dibimbing tanpa melihat siapa kita dan apa posisi kita. Dan yang tak kalah penting, dengan mengenalnya, kita merasa termotivasi untuk mengikuti jejak-jejaknya yang heroik dan melampaui zaman. Terkait dengan yang terakhir ini, kaula muda berkumpul untuk membicarakan warisan kebaikan dari perjalanan hidup orang yang kami sebut sebagai guru bangsa. 

Bertempat di SaRanG Building Blok I Kalipakis, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, khazanah salah seorang guru bangsa itu diulik, dibahas, didialogkan, dan direfleksikan secara multi aspek dari lintas keilmuan. Hal ini dimaksudkan agar mozaik kehidupan dari sang guru bangsa dapat dicapture secara utuh dan sempurna. 

Acara yang mengusung tema besar, “Mencari Guru Bangsa, Mengenang 1000 Hari Wafatnya Buya Syafii Maarif” ini menghadirkan 4 narasumber yang masih relatif muda. Mereka di antaranya Sekretaris Pimpinan Pusat Aisyiyah Diyah Puspitarini, Peneliti Lepas dan Mahasiswa Doktoral UIN Sunan Kalijaga Devi Andriyanti, Psikolog Klinis Lya Fahmi, dan Peneliti dari Maarif Institut Yahya Fathur Rozy. Mayoritas yang hadir pun juga anak-anak muda, baik mereka yang mengenal sang tokoh secara langsung, maupun mereka yang mengagumi dari karya maupun sikap kenegarawannya. 

Sebagai tuan rumah, Jumaldi Alfi mengatakan bahwa acara ini dapat terselenggara karena bermula dari kegelisahannya melihat realitas politik, sosial, budaya, dan bahkan realitas anak muda yang dinilainya cukup mengkhawatirkan. Salah satu hal yang tak dapat diabaikan adalah soal viralnya hastag KaburAjaDulu yang menghiasi laman media sosial. Hastag tersebut seolah mewakili perasaan anak muda yang mulai muak dengan praktik bernegara kaum elit yang penuh dengan keculasan, niradab dan tak tahu malu. Sehingga mendorong mereka mencari tempat yang reprensentatif untuk ditinggali, baik itu untuk menunjang aspek karir, maupun kehidupan secara umum yang lebih ideal. 

Namun di saat yang sama Alfi juga melihat sosok almarhum Ahmad Syafii Maarif hadir sebagai pelita. Di tengah awan gelap kehidupan sosial masyarakat, Buya datang untuk memberikan solusi dan kebijaksanaannya kepada generasi muda. Sebagai representasi seorang bapak atau kakek bagi anak-anak muda. 

“Mungkin bagi kebanyakan orang akan terdengar cukup aneh ketika saya melontarkan ide untuk memperingati hari kematian Buya Syafii Maarif. Apalagi di Muhammadiyah tidak mengenal tradisi seperti haul dan lain sebagainya. Namun saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman yang hadir. Mari, kita tidak hanya membincangkan soal Buya, tapi juga ide dan gagasannya soal Indonesia saat ini dan yang akan datang seperti apa. Apa yang akan dilakukan Buya jika Buya masih hidup melihat realitas Indonesia sekarang,” ujarnya. 

Menurut Diyah, ada dua hal yang akan dilakukan seorang Buya Syafii Maarif untuk mengurai benang kusut persoalan Indonesia hari ini. Pertama, Buya akan berpikir jernih. Kedua, Buya akan menyampaikan perspektifnya yang jernih dan penuh kearifan tersebut kepada pihak yang berwenang. Dua hal ini menjadi ciri khas dari seorang guru bangsa yang dibesarkan melalui tempaan hidup yang keras. 

Berkaca kepada kehidupan Buya Syafii Maarif, Diyah menambahkan, sebenarnya ada banyak cara untuk mencintai Indonesia. Dan Buya telah membuktikan itu dengan caranya sendiri. Dalam banyak kasus, Buya berani mengambil sikap tidak populer, tetap konsisten berada di jalan kebenaran, dan selalu menempatkan kemanusiaan pada etalasa paling tinggi dalam ranah keindonesiaan maupun global. 

Selaras dengan itu, Devi menegaskan bahwa Buya merupakan seorang guru bangsa sejati. Sikapnya yang egaliter membuat Buya dapat berbaur dengan siapa saja, termasuk dengan kaum muda. Hubungan Buya dengan anak muda nyaris tanpa skat. Hal ini tercermin dari salah satu momen ketika ada salah seorang mahasiswa datang kepada beliau meminta surat rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan tingginya. Dengan senang hati Buya akan memberikan rekomendasinya sambil bertanya, “Saya bisa bantu apa?” ucap Buya dengan penuh kelembutan. 

Dalam banyak kesempatannya bergelut dengan urusan anak muda, Buya tak pernah sekali pun mengeluhkan persoalan anak muda. Bagi Buya, anak muda adalah patner yang asik untuk diajak diskusi. Tanpa malu, Buya pernah mengaku bahwa banyak hal ia dapatkan melalui pergumulannya dengan anak muda. 

Menurut Lya Fahmi, terkait caranya melihat permasalahan, Buya adalah manusia yang berpikir waras, bertindak secara waras, dan orang yang teguh berdiri di atas kewarasan. Ini bukan hal mudah. Menjadi manusia yang sehat dan waras TENTU menjadi tantangan tersendiri di tengah situasi sosial, politik, dan hukum yang tak menentu. 

“Semakin ke sini, cita-cita saya menjadi lebih sederhana, saya ingin menjadi orang yang waras seperti Buya,” ungkap perempuan yang akrab disapa Lya dalam acara yang berlangsung pada Kamis malam (20/2). (diko


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah -  Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu....

Suara Muhammadiyah

25 November 2024

Berita

PALANGKARAYA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Palangkaraya mengadakan p....

Suara Muhammadiyah

7 August 2024

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah -  Pesantren Modern Muhammadiyah Kwala Madu angkatan ke 14 merayakan ....

Suara Muhammadiyah

16 February 2024

Berita

SAMPIT, Suara Muhammadiyah - Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah Kotawaringin T....

Suara Muhammadiyah

18 February 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Bertempat di SM Tower, dalam acara Ruang Dialog BPKH: Harmonisasi P....

Suara Muhammadiyah

17 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah