PEKANBARU, Suara Muhammadiyah - Ratusan umat Islam mengikuti Shalat Idul Fitri 1445 H. di halaman Kampus Utama Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) pada Rabu (10/4). Bertindak sebagai Khatib dalam pelaksnaan Shalat Ied adalah Ketua PW Muhammadiyah Riau Dr Hendri Sayuti MAg., sedangkan sebagai Imam Refi Aulia sebagai Imam Masjid Baitul Hikmah UMRI dan Mahasiswa Prodi Manajemen UMRI.
Pelaksanaan Salat Idul Fitri yang dimulai pukul 07.15 Wib ini, tampak dihadiri oleh Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMRI, Prof Nazir Karim, Wakil Rektor I UMRI, Dr Wirdati Irma, S.Pd., M.Si, Wakil Rektor II UMRI, Dr.H.M Rasyad Zein, Sekretaris PWM Riau Abunawas, sejumlah civitas akademika dan kelurga besar UMRI dan lainnya.
Dalam khutbahnya, Khatib menyampaikan, semua amal perjuangan dan karya tidak boleh dipersembahkan kepada siapapun kecuali pada Allah. Karena ketika kita meminta ridho pada sesama manusia maka mereka yang melakukanya akan menyesal. Sebab baik kita maupun orang yang dimintai ridho tersebut bakal bersama-sama kembali kepada-Nya.
Ditambahkannya, sejak akhir di bulan Ramadhan semestinyalah umat Islam merasa semakin kecil di hadapan Allah, sehingga dapat merasa semakin kecil di mata Allah. Dengan begitu, maka akan semakin hilang sifat takabur dalam diri.
Khatib juga menambahkan, tantangan umat Muslim semakin berat. Bahkan, sepanjang sejarah tahun ini adalah Idul Fitri paling brutal. Karena di saat kita berpuasa, sampai detik ini kaum Muslimin di Palestina dan Negeri Syam justru dibunuh secara biadab.
Untuk itu, dia berharap di Idul Fitri ini semua pihak tetap bermunajat pada Allah agar memberikan pertolongan pada saudara-saudara di Palestina dan sejumlah daerah lainnya.
Hendri Sayuti juga menyorot kerusakan moral. Standar kemoralan, kejujuran sudah sulit ditemukan. "Kita sama-sama menyaksikan dan berhadapan dengan kondisi rusaknya moral," ungkapnya. Padahal, prestasi apapun yang diraih dengan cara tidak benar dan membolak-balikkan fakta tidak akan berlangsung lama.
Lebih jauh, Khatib mengutip perkataan Rasulullah seperti diriwayatkan HR Ibnu Majah; “Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidhah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah al-ruwaibidhah itu?” Beliau menjawab,“Orang-orang bodoh yang mengurusi perkara publik”. Karena itu, umat Muslim, katanya, jangan kaget.
Karenanya melalui forum khutbah Idul Fitri ini, harus dijaga ketaatan pada Allah. Karena sebesar apapun karya yang diberikan, jika itu tidak untuk Allah, maka akan tetap jadi orang yang merugi.
Takwa adalah jembatan. Seandainya kita bertakwa secara kolektif, Insya Allah Tuhan memberi keselamatan pada negeri ini. "Apapun kondisi yang dialami oleh umat Muslim saat ini, jika mereka tetap bertakwa secara kolektif, semoga Allah menghindarkan dari kerusakan," ungkap Khatib.
Usia pelaksanaan Shalat Ied, Hendri Sayuti bersyukur Idul Fitri tahun ini digelar serentak oleh umat Muslim di Indonesia dan dunia. Dia juga bersyukur atas ibadah Ramadhan yang telah dilalui oleh umat Islam di dunia. Dia berharap, meski telah melewati Ramadhan, umat muslim tetap menjaga diri menjadi orang yang baik.
Sementara, kepada warga Muhammadiyah, dia meminta memberi contoh dan keteladanan yang baik dalam melaksanakan ibadah Idul Fitri. "Termasuk juga ketika berkendara. Biasanya setelah Shalat Ied ini lalu lintas terbilang ramai. Kita imbau, agar warga Muhammadiyah bisa menjadi contoh yang baik bagi warga lainnya saat berkendara," katanya. (Muhansir/Cris)