BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Gerakan Subuh Mengaji (GSM) yang dilaksanakan pada Ahad (4/8) mengusung tema "Implementasi surah As-Shaff ayat 4 Pada Gerakan Persyarikatan Muhammadiyah." Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Dadang Kahmad, MSi hadir memberikan pemateri dalam GSM tersebut. Menurut Dadang, redaksi surah As-Shaff ayat 4 ini menerangkan tentang kebencian Allah pada orang yang berjanji tetapi janji itu tidak ditepati.
Pada saat bersamaan, melalui surah ini Allah mengekspresikan kecintaannya kepada orang yang berperang (jihad) di jalannya. Menurutnya term perang terbagi menjadi 3 paradigma yaitu perang fisik, melawan hawa nafsu, dan menyebarkan agama Islam. "Ini merupakan pemberitaan Allah kepada orang yang beriman," katanya.
Dadang mengatakan ada 3 kunci di surah tersebut. Pertama, “Yuqotiluna fi sabilihi yang berarti berperang di jalan-Nya. Redaksi ini menurut Dadang jika dikorelasikan dengan konteks Muhammadiyah bahwa di Muhammadiyah yang sedang berjuang dijalan-Nya. yaitu berjuang dalam menegakkan Al-Islam yang beramar ma’ruf nahi mungkar.
“Kalau namanya berjuang itu memang godaanya luar biasa mulai dari godaannya yang nyata maupun godaan yang tidak nyata. Yang nyata itu orang orang yang memusuhi, sementara yang tidak nyata dorongan hati kita yang selalu tidak ajeg,” terangnya.
Kedua, saffan barisan yang teratur. Dan yang ketiga yaitu bun-yanun marsus bangunan yang sangat kokoh. Maka dalam berorganisasi, Dadang meminta agar berjalan satu padu, agar tetap kokoh tidak tergoyahkan dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
“Cobalah berorganisasi dan bermusyawarah bersatu sehingga kamu menjadi bangunan yang sangat kokoh yang kuat tidak tergoyahkan lagi kalau dikerjakan secara bersama-sama,” ajaknya.
Pada kesempatan itu Guru besar Sosiologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini mengatakan di dalam berorganisasi tentu membutuhkan kehadiran seorang pemimpin. Menurutnya pemimpin itu sangat penting, lebih-lebih di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah.
Dadang mencandra setidaknya ada 7 kualitas pemimpin yang diharapkan oleh Muhammadiyah. Pertama, memiliki integritas kepribadian yang tinggi. beriman dan bertakwa,serta memiliki kekuatan moral dan bermanfaat. Kedua, memiliki kapabilitas yakni kemampuan memimpin dan mampu menggalang dan mengelola keberagaman kemajemukan menjadi kekuatan yang sinergis. Ketiga, populis berjiwa kerakyatan dan mengutamakan kepentingan masyarakat.
Kemudian yang keempat, visioner memiliki visi strategis untuk membawa kepada kemajuan keunggulan. Kelima berjiwa kebangsaan dan memiliki kemampuan untuk menyiapkan proses regenerasi kepemimpinan. Keenam, memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan kelompok lain. Ketujuh, berjiwa reformasi memiliki komitmen untuk melahirkan inovasi kemajuan rakyat.
“Tujuh ini yang diharapkan di dalam kepemimpinan Muhammadiyah. Terutama integritas yang harus diperhatikan secara saksama,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dadang menambahkan seorang pemimpin di Muhammadiyah harus memiliki 10 karakter utama orang Muhammadiyah. Yaitu berakidah murni, berpaham Islam Berkemajuan, ikhlas jujur, dan amanah, cerdas-berilmu, moderat dan bijaksana, punya etos kerja tinggi, disiplin, dan produktif. Selain itu, harus bersikap adil dalam memuliakan manusia, berjiwa Al-Maun, gemar beramal-berusaha, dan berorganisasi dan bekerja sama.
“Sepuluh hal ini sangat penting untuk kita garis bawahi, jangan sampai kita berorganisasi dengan asal-asalan,” jelasnya. (Fab/Lika/Alle/Cris)