MALANG, Suara Muhammadiyah - Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Prof Dr Muchlas, M.T beserta jajaran berkomitmen menjadikan UAD sebagai institusi pendidikan tinggi unggulan yang terus berkembang di masa mendatang. Hal ini ia sampaikan dalam agenda Press Tour di Latar Ijen, Malang, pada Rabu malam (28/2).
Muchlas menegaskan bahwa parameter unggul yang telah berhasil dicapai UAD perlu terus ditingkatkan. Meski secara normatif UAD telah menyandang akreditasi unggul, hal ini belum membuat Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah merasa puas. Menurutnya pencapaian secara normatif dirasa belum cukup bagi UAD. Oleh sebab itu ia berkeinginan menjadikan UAD sebagai pusat keunggulan yang hakiki.
“Saya selalu mengatakan, mari kita capai keunggulan yang hakiki, bukan hanya ranking dari webometrics dan sebagainya. Kita ingin menjadi universitas yang terus berkembang, mandiri, unggul berdasar nilai hakiki, dan kami berkomitmen mencapai itu,” sambung Muchlas.
Mengacu pada visi UAD, menjadi perguruan tinggi yang unggul dan inovatif, serta mengabdi kepada kepentingan bangsa dan umat manusia. UAD berupaya membangun sebuah etos melalui nilai yang terkandung dalam tiga kata kunci: inovatif, profesional, dan dedikatif.
Hal pertama adalah inovatif yang berarti individu atau lembaga harus memiliki keunikan dan berbeda dari yang lain. "Inovasi adalah jantung keunggulan," tegasnya.
Kedua, profesional. Hal ini berarti proses-proses panjang untuk mencapai sebuah hasil yang ingin diraih. Sebagai landasan untuk mencapai kerja-kerja inovatif untuk menuju keunggulan. Dan yang terakhir adalah dedikatif, yaitu kerja-kerja untuk mencapai takaran ihsan, memberi kemanfaatan bagi kemanusiaan secara universal.
Untuk bisa menjalankan tiga kata kunci tersebut, harus ada upaya serius. Mengembangkan berbagai pemikiran yang berkemajuan melalui IPTEK.
Dari bidang sains dasar, UAD telah melakukan hilirisasi dalam menghasilkan teknologi pertahanan. Seperti rudal yang dikembangkan oleh Cirnov dan sudah disaksikan langsung uji cobanya oleh Menteri Pertahanan.
“Kita mampu mendorong teman-teman guru besar yang berdedikasi mengembangkan pusat keunggulan. Itulah yang menjadikan UAD diberi tugas oleh Kementerian Pertahanan untuk mengembangkan critical technology dengan produk berupa rudal dan sudah disaksikan oleh Menhan RI,” jelas Muchlas.
Pengembangan di bidang lain seperti kesehatan, UAD juga sudah melakukan hilirisasi prodak dan terus dikembangkan lebih lanjut. Serta, ada satu lagi yang memiliki potensi besar, yaitu bidang teknologi informasi. Melalui dukungan berbagai pihak, teknologi informasi bisa menjadi salah satu pusat keunggulan UAD.
Dari semua upaya yang dilakukan UAD, tiga kunci inilah yang menguatkan tekad UAD untuk jadi perguruan tinggi yang akan terus mengembangkan diri menjadi kampus yang mandiri. Berkomitmen menjaga nilai dengan penyelenggaraan proses pembelajaran berdasarkan kebutuhan masyarakat, menjaga mutu dengan memperbaiki kinerja manajemen, hingga penguatan sektor teknologi informasi.
Bahkan Muchlas mengungkapkan jika UAD ingin terus berkembang menjadi kampus yang mandiri, perlu ada skema melalui penguatan dana abadi yang disokong oleh unit-unit usaha yang kuat. Sebab, perguruan tinggi yang kuat adalah mereka yang memiliki dana abadi yang berfungsi untuk menopang seluruh kehidupan di kampus.
“Saya ingin dana dari UAD tidak hanya dari mahasiswa lewat UKT/SPP. UAD harus mandiri secara ekonomi dengan memperkuat dana abadi, kata kuncinya di situ, sehingga bisa membangun karya-karya keilmuan dengan on the track,” tandas Muchlas. (diko)