BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Jika membicarakan ekonomi syariah, tidak lengkap rasanya jika tidak membahas investasi syariah, investasi yang halal dan sesuai dengan prinsip syariah. Inilah yang menjadi fokus utama Kelompok Sekolah Pasar Modal (KSPM) dan Galeri Investasi Syariah (GIS) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung.
Bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan para praktisi pasar modal syariah, mereka menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Sekolah Pasar Modal Syariah” pada Selasa, 20 Mei 2025, yang berlangsung di Ruang 03 Lantai 02 gedung UM Bandung.
Acara ini diikuti oleh 200 mahasiswa UM Bandung dari program studi Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Syariah. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Sementara itu, sesi kedua dimulai pada pukul 13.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Kegiatan ini dihadiri Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Ia Kurnia dan Kaprodi Akuntansi Iman Harjono. Ada tiga narasumber yang mengisi acara ini, yaitu Adnan Bahalwan (Deputi Kepala Wilayah BEI Jawa Barat) Laraza Annisa (Divisi Pasar Modal Syariah BEI), dan Rifqi Dwi Mahendra (Representatif KISI).
Salah satu narasumber dalam Sekolah Pasar Modal (SPM) Syariah, Laraza Annisa, menjelaskan bahwa pasar modal syariah adalah aktivitas di pasar modal yang seluruh proses transaksinya, termasuk instrumen atau objek yang diperdagangkan, tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah atau hukum Islam.
Hal ini berlandaskan kepada fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia. Menurutnya, kurang lebih ada 20 fatwa Dewan Syariah Nasional MUI yang mengatur terkait pasar modal syariah.
Selain itu, Lazara juga menjelaskan bahwa salah satu tantangan dalam mengedukasi mahasiswa terkait pasar modal ada pada konsistensi dan ketertarikan mereka pada investasi syariah.
“Karena kita tahu mahasiswa itu modalnya belum banyak dan masih banyak kebutuhannya. Jadi, tantangannya, pertama konsistensi, kedua, biar teman-teman mahasiswa itu interes untuk investasi di pasar modal, enggak cuma belanja saja,” tambahnya.
Laraza pun memberikan tips praktis kepada siapa pun terutama mahasiswa yang ingin memulai berinvestasi di pasar modal syariah. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mulai mengumpulkan modal, menyisihkan uang jajan, kemudian digunakan untuk investasi.
Pada waktu yang sama, Ketua Pelaksana Kegiatan Andika Maulana menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk edukasi.
“Kita mau coba membangun edukasi terkait dengan literasi finansial. Khususnya untuk sivitas akademika di Universitas Muhammadiyah Bandung. Kita lihat saat ini masih banyak mahasiswa yang masih belum begitu paham terkait dengan literasi keuangan,” katanya.
Oleh karena itu, Andika berharap dengan diadakannya kegiatan ini akan timbul kesadaran dari mahasiswa UM Bandung mengenai pentingnya investasi syariah.
Sarah, salah satu peserta “Sekolah Pasar Modal Syariah”, berharap bisa memahami cara berinvestasi dan mengelola keuangan dengan baik. “Saya termotivasi untuk berinvestasi ke depannya dalam jangka waktu yang panjang,” ucap Sarah.
Acara yang berlangsung khidmat dan disambut antusias peserta ini mengangkat tema ”Syariah Smart Investor: Dari kampus Untuk Ekonomi Umat.*(Aziz/Ihsan/Fauzan/Himaya)