TEMANGGUNG, Suara Muhammadiyah - Era digital yang tumbuh dengan pesat dan memberi kemudahan kepada setiap orang untuk mendapatkan informasi, berdampak luas terhadap perkembangan pola pikir manusia. Jika informasi yang ada diterima dengan mentah, akan berpengaruh dalam berpikir dan berperilaku.
Melalui pendidikan yang terukur, menjadi salah satu filter utama untuk mengarahkan kepada hal-hal yang positif yang tidak bisa digantikan oleh sesuatu apapun yaitu guru. Tuntutan seorang guru di era digital yang dituntut mampu memberikan pencerahan secara luas, menjadi sebuah keharusan dan tidak bisa dihindari.
Pondok Pesantren Al-Mu’min Muhammadiyah Tembarak (Almatera) Temanggung unit Madrasah Aliyah berupaya untuk memberikan pencerahan kepada para santri baru tahun pelajaran 2024/2025. Yaitu dengan pelayanan berkualitas, selama dua hari Kamis-Jum’at, (4-5/7/2024) yang bertempat di Rumah Makan Lukito Kranggan Temanggung melaksanakan Workshop dengan tema “Amazing Teachers, Amazing school!“.
Para ahli pendidikan dari berbagai latar belakang, memberikan materi kepada semua guru Madrasah Aliyah pada acara workshop yang berasal dari Pengawas Kementerian Agama Kabupaten Temanggung Chotibul Umam, Guru Penggerak Kabupaten Temanggung Iin Setya Rahmawati dan Parktisi Pendidikan Universitas Muhamadiyah Magelang Gus Zuhron Arofi.
Pengetahuan santri di era digital yang berasal dari berbagai macam sumber ilmu pengetahuan, harus diakui oleh semua guru dan harus disadari. Bisa jadi seorang santri lebih paham dan mengetahui sebuah ilmu pengetahuan tertentu dibanding gurunya.
“Apabila hal semacam itu terjadi, seorang guru tidak boleh marah dan wajib mengakui dan menyadarkan dirinya untuk lebih rajin belajar lagi dan tidak boleh ketinggalan pengetahuanya dibanding santri, “ungkap guru penggerak Iin Setya Rahmawati.
Keadaan santri yang tidak bersemangat dalam belajar, tidak suka kepada pelajaran tertentu dan sering mengantuk saat diajar, semua persoalan tersebut menjadi tugas seorang guru dan harus bisa mengatasi.
“Pendidikan yang tidak sekadar mengantarkan para santri agar menjadi pandai, tetapi mempunyai berbagai tujuan mulia lainnya, diteguhkan kembali untuk dipahami sepenuhnya oleh semua guru. Sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Jum’ah ayat : 2, wajib menjadi pijakan dalam mengajarkan semua disiplin ilmu pengetahuan kepada para santri agar jiwanya menjadi suci dan dikuasai oleh semua guru,” pinta Gus Zuhron.
Model-model klasik dalam mengajarkan ilmu pengetahuan, saatnya dirubah dan harus menggunakan cara-cara terbaru yang bukan berarti meninggalkan cara-cara yang lama secara frontal. Namun dilakukan dengan cara yang luwes dan berdampak positif bagi para santri dan ditunjukkan melalui perilaku dan tutur kata kepada orang lain dan mencerminkan pribadi-pribadi mulia.
Berbagai model dalam mengajarkan ilmu pengetahuan yang bisa dipahami oleh para santri dan disampaikan oleh para pemateri selama workshop, menjadikan para guru bertambah ilmu pengetahuannya. “Ilmunya bertambah dan menemukan hal-hal baru dan akan saya terapkan untuk memberikan pengajaran kepada para santri,” ungkap Ahmad Rizqi. (A Khamid).