AGAR BASA-BASI TAK MENYAKITI HATI

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
1899
Istimewa

Istimewa

AGAR BASA-BASI TAK MENYAKITI HATI

Banyak orang tak berpikir panjang sebelum ber-’basa-basi’. Padahal, akibatnya tidak jarang membuat orang lain sakit hati hingga cemas berkepanjangan yang menghantui. Bukan karena tidak paham dampaknya, namun karena basa-basi telah dinormalisasi menjadi cara membangun keakraban dan sapaan sehari-hari, yang kerap kali minim etika. Alih-alih membangun keakraban, ritual basa-basi kerap menjadi ajang melempar stigma dan dan penghakiman bagi orang lain.

Pertanyaan terkait pasangan dan jodoh bagi yang ‘jomblo’, pertanyaan ‘kapan punya anak?’ untuk yang sudah berkeluarga, ataupun ‘kapan punya anak lagi?’, bagi pasangan yang telah memiliki anak, dianggap sebagai hal sepele bahkan dijadikan bahan gurauan. Pertanyaan tentang pekerjaan, membandingkan pendapatan antara satu sama lain, dan berbagai pertanyaan tentang status sosial serta capaian diri disalahartikan sebagai bentuk menunjukkan perhatian oleh si penanya.

Sebaliknya, pertanyaan-pertanyaan tersebut sejatinya mengandung stigma yang dapat mendiskreditkan orang lain sehingga mereka merasa ‘tidak normal’, ‘kurang sempurna’, ataupun tak berarti keberadaannya. Stigma, meski kerap tidak disadari, dapat diidentifikasi dengan tindakan labelling, stereotyping, separation, hingga diskriminasi. Tak sedikit yang kemudian menarik diri dari kelompok sosial bahkan perkumpulan-perkumpulan keluarga karena enggan mendapatkan ‘tekanan’ dari pertanyaan atau penilaian serupa. Akibatnya silaturrahmi pun terputus, relasi dengan keluarga menjadi tidak baik-baik saja.

Tekanan-tekanan tersebut tak sedikit menyebabkan gangguan kecemasan sosial bagi sebagian orang. Bahkan, bisa jadi dampaknya setara dengan yang disebabkan oleh kekerasan verbal. Gangguan kecemasan sosial dapat ditandai dengan kecemasan dan rasa takut yang berlebih terhadap situasi sosial yang melingkupinya. Seseorang dengan kecemasan sosial yang tinggi akan merasa takut bahwa setiap tindakan atau perilakunya akan dipandang sebagai hal yang negatif oleh orang lain dan membuatnya merasa malu.

Selengkapnya dapat membeli Majalah Suara Muhammadiyah digital di sini Majalah SM Digital Edisi 07/2024


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Editorial

GEMBIRA BERSAMA CABANG, RATING, DAN MASJID  ”Dilihat dari kehidupan organisasi, sekarang....

Suara Muhammadiyah

11 December 2024

Editorial

SM Tower Amal Usaha Baru Muhammadiyah Oleh: Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Muhammadiyah memiliki s....

Suara Muhammadiyah

26 September 2024

Editorial

CERITA DARI KUPANG “Prasasti ini perlu ada. Besok beberapa puluh tahun yang yang akan datang,....

Suara Muhammadiyah

18 February 2025

Editorial

APRESIASI DAN HARAPAN PUBLIK Tahun baru 2025, Milad ke-112, dan Tanwir Muhammadiyah 2024 di Kupang ....

Suara Muhammadiyah

5 March 2025

Editorial

Web suaramuhammadiyah.id dipindahkan ke platform baru. Adapun artikel dan data lama di web Suara Muh....

Suara Muhammadiyah

22 July 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah