YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - "Pimpinan Pusat 'Aisyiyah sangat mendukung para kadernya untuk berpolitik praktis untuk menjadi calon legislatif baik DPR RI, DPRD, maupun DPD." Hal ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Salmah Orbayinah dalam acara Konsolidasi Nasional Pimpinan Pusat 'Aisyiyah bersama Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah pada Sabtu, (14/10/23). Hal ini disebut Salmah sejalan dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 616/KEP/I.0/B2023 tentang Ketentuan Pencalonan Anggota DPR RI, DPRD, dan DPD dari Lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah.
Akan tetapi Salmah menekankan bahwa hal tersebut bukan berarti 'Aisyiyah menjalankan politik praktis. "Tetapi bukan berarti 'Aisyiyah menjalankan politik praktis, 'Aisyiyah juga mendukung kadernya tetapi 'Aisyiyah juga menjaga hubungan yang sama dengan semua partai politik," tegas Salmah.
Surat Keputusan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dikeluarkan tahun 2023 tersebut menurut Salmah telah mengalami suatu lompatan yang luar biasa, kalau pada SK sebelumya kader Muhammadiyah 'Aisyiyah yang mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI, DPRD, DPD baru mencalonkan diri sudah harus mundur dari kepengurusan tetapi aturan yang baru ketika kader-kader 'Aisyiyah mencalonkan diri sebagai caleg tidak harus mundur dari kepengurusan 'Aisyiyah tetapi cukup non aktif dulu. "Nanti setelah terpilih barulah kemudian mengundurkan diri dan nanti setelah selesai periodenya boleh kembali lagi ke 'Aisyiyah," terang Salmah.
Salmah yang juga merupakan dosen Program Studi Farmasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menyampaikan bahwa 'Aisyiyah terus mendorong dan memberikan kesempatan agar perempuan bisa terlibat langsung dalam pesta politik dengan tetap menjaga prinsip kesantunan dan keberadaban. "'Aisyiyah berharap Pemilu 2024 menjadi ajang rekonsiliasi nasional dan mencegah terjadinya pembelahan politik yang potensial merusak integrasi bangsa. Pemimpin yang terpilih sesuai kompetensi dan memiliki keberpihakan kepada masyarakat."
Lebih lanjut Salmah juga meminta para kader 'Aisyiyah untuk dapat berperan aktif dalam pesta demokrasi bukan hanya dalam parpol ataupun menjadi caleg. Menurutnya masih banyak peran-peran lain yang harus dilakukan oleh para perempuan. "Keterlibatan perempuan tentunya sangat penting dalam penyelenggaraan dan kepengawasan pemilu. Dari representasi perempuan di parlemen, representasi perempuan pada lembaga-lembaga penyelenggara pemilu, serta representasi keterlibatan perempuan dalam pengawasan partisipatif masyarakat masih perlu ditingkatkan kembali terutama di tahun 2024 nanti," ujar Salmah. (Suri)