SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Angka lansia yang semakin bertambah memberi dampak pada struktur kependudukan dan memberikan beberapa tantangan bagi Indonesia. Isu lansia ini menjadi salah satu dari kerja ‘Aisyiyah sejak awal berdirinya dengan melaksanakan berbagai kegiatan maupun amal usaha.
“Isu lansia bukan hal yang baru bagi 'Aisyiyah, karena senam lansia, posyandu lansia, santunan lansia, kegiatan ini sudah sering dilakukan akan tetapi ada juga program yang menjadi amal usaha yang diorganisir secara rutin dan dengan manajemen pengelolaan yang baik seperti panti maupun daycare lansia.”
Hal ini disampaikan oleh Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (MKS PP ‘Aisyiyah) dalam Seminar Nasional “Inovasi Layanan Lansia” untuk Dakwah Kemanusiaan Semesta yang dilakukan pada Sabtu, (25/05/2024) di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Melalui seminar ini menurut Abidah menujukkan komitmen ‘Aisyiyah untuk semakin menguatkan perannya dalam pendampingan dan pemberdayaan bagi lansia. ‘Aisyiyah sendiri disebut Abidah telah memiliki panti lansia di Surakarta, Kudus, dan Cirebon. Serta Day Care Lansia di Yogyakarta. MKS PP ‘Aisyiyah melalui kegiatan ini juga sekaligus mendampingi pendirian Day Care Lansia baru yang ada di 17 wilayah. Dalam kegiatan ini ‘Aisyiyah juga sekaligus melaunching buku Panduan Daycare Lansia PP ‘Aisyiyah.
Latifah Iskandar, Ketua PP ‘Aisyiyah menyampaikan dengan mendirikan amal usaha di bidang pelayanan sosial termasuk komitmen untuk menguatkan inovasi layanan bagi lansia merupakan bagian konkrit dari dakwah kemanusiaan semesta yang dilakukan ‘Aisyiyah. “Kita semua meyakini bahwa pilihan aisyiyah utk berkonsentrasi di bidang dakwah kemanusiaan itu sangat berpikiran ke depan. Sejak 'Aisyiyah lahir, tetap berkhidmat pada umat dan bangsa.”
Koordinator Program INKLUSI ‘Aisyiyah yang juga Sekretaris Umum PP ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah menyampaikan bahwa jumlah lansia yang semakin meningkat adalah PR bagi ‘Aisyiyah termasuk lansia miskin yang jumlahnya hampir 40%. Lansia miskin ini salah satunya adalah lansia yang tidak memiliki rumah juga tidak memiliki pendapatan. Sehingga menurutnya menguatkan amal usaha ‘Aisyiyah di isu lansia ini bisa menjadi jawaban atas permasalahan menjamin kesejahteraan bagi lansia. Selain itu Tri juga mendorong kader-kader ‘Aisyiyah bisa mengawal Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2021 tentang Stranas Kelanjutusiaan.
Tirta Suteja, selaku Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan dari Bappenas menyampaikan bahwa penduduk di Indonesia bergerak menuju struktur penduduk yang semakin menua, dimana lebih dari 10% penduduk adalah usia 60+ dengan angka tertinggi yakni 16.02% di DIY, disusul Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Bahkan pada tahun 2045 nanti lansia diestimasikan mengalami peningkatan sejumlah 15.45%. Perubahan struktur kependudukan ini memiliki tantangan seperti layanan dasar, ekonomi, kesejahteraan sosial, dan perawatan. “Dengan bertambahnya pendudukan lansia dibutuhkan perawatan penduduk lansia yang mewadai, selama ini mayoritas pemberi rawatan adalah anggota rumah tangga dimana perempuan menanggung beban pengasuhan terbesar,” ujar Tirta.
Bappenas sendiri disebut Tirta telah mengembangkan sistem perawatan lansia terintegrasi di Indonesia (LLT) yang dilaksanakan pilot projectnya di provinsi Bali dan DIY. Tirta juga menyampaikan bahwa kedepannya masih banyak PR untuk implementasi Stranas Kelanjutusiaan. Salah satunya penguatan kelembagaan pelaksanaan program kelanjutusiaan dengan akreditasi Lembaga terkait seperti panti/LKS/ Daycare.
Oleh karena itu Tirta menyampaikan apresiasi kepada 'Aisyiyah yang sudah memiliki daycare lansia, maupun panti lansia 'Aisyiyah. “Tentunya ini sangat berarti baik bagi lansia maupun untuk dapat dikembangkan secara lebih luas di daerah yang lain dan untuk memenuhi kebutuhan lansia saat ini maupun ke depan.”
Indra Gunawan, selaku PLT Deputi Bidang Kesejahteraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyampaikan inisiasi yang sudah dilakukan ‘Aisyiyah atas isu lansia ini memberikan dampak positif baik fisik maupun psikologis. “'Aisyiyah dengan berbagai kekuatan di akar rumput berpotnsi mendukung upaya pengadaan day care lansia ini. Langkah 'Aisyiyah dapat menjadi acuan dan dapat diduplikasi secara luas. Diharapkan tidak hanya 'Aisyiyah yang bergerak dalam sektor ini namun juga organisasi lain sehingga long term care tidak lagi dianggap hal yang tabu.”
KemenPPPA disebut Indra juga mendukung langkah nyata yang telah dilakukan 'Aisyiyah karena selaras dengan agenda pemerintah dalam meningkatkan peran perempuan dalam partisipasi angkatan kerja dan pengakuan serta penghargaan terhadap pekerja perawatan yang selama ini tidak diperhitungkan.
Acara yang merupakan kerjasama antara MKS PP 'Aisyiyah, Program INKLUSI, dan LazisMU ini kemudian dilanjutkan dengan pemaparan best practice pelayanan lansia dari Yayasan Wredha Mulya yang disampaikan Nyadi Kasmoredjo selaku Sekretaris 1. Serta Pendampingan Pemberdayaan bagi Lansia yang disampaikan Gut Cahyono selaku Program Manager Rumah Zakat. Hadir dalam kegiatan ini adalah MKS Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah dari 22 Provinsi serta pendamping day care lansia dar 17 wilayah, Juga PDA MKS se-solo Raya dan se Karisidenan Solo. (Suri)