‘Aisyiyah Yogyakarta Cegah Sampah Plastik Sekali Pakai di Pasar dengan Pendekatan Keagamaan

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
69
LLHPB

LLHPB

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - “Kalau setiap hari kita belanja dan membawa pulang lima plastik sekali pakai, maka dalam seminggu sudah 35 plastik yang menjadi sampah. Bayangkan kalau itu bisa dikurangi hanya dengan membawa dua kotak kecil dan satu tas kain,” ungkap Hening Parlan, Wakil Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah. Pernyataan ini ia sampaikan dalam acara ‘Sosialisasi Program Peningkatan Kesadaran untuk Menciptakan Pelestarian Lingkungan melalui Pendekatan Keagamaan di Pasar Tradisional’ yang digelar di Aula SD Muhammadiyah Demangan, Yogyakarta, pada 14 Juli 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif “Pasar Bebas Plastik” yang telah dijalankan LLHPB ‘Aisyiyah sejak tahun 2022 di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil Diet Plastik Indonesia. Hasil awal menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan praktik penggunaan kantong belanja ulang pakai di kalangan konsumen, terutama ibu-ibu kader ‘Aisyiyah.

Kini, melalui kolaborasi antara LLHPB PP ‘Aisyiyah dan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shadaqah (LAZISMU) PP Muhammadiyah, serta dukungan LLHPB PWA DIY dan PDA Kota Yogyakarta, inisiatif ini diperluas ke wilayah Yogyakarta, di Pasar Demangan. 

Program ini mengangkat pendekatan keagamaan sebagai strategi kunci dalam mendorong perubahan perilaku konsumen dan pedagang pasar tradisional agar mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Praktik sederhana seperti membawa wadah guna ulang saat berbelanja menjadi kunci utama dalam program ini. 

Hening Parlan menceritakan bahwa di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, pada 2022, LLHPB ‘Aisyiyah melakukan simulasi dengan mengajak ibu-ibu berbelanja sambil membawa tas kain dan kotak atau wadah guna ulang untuk menaruh bahan dapur seperti bawang, cabai, dan bumbu-bumbu lainnya. Hasilnya, penggunaan plastik sekali pakai menjadi berkurang drastis. 

Di pintu masuk pasar tersebut, ungkap Hening, terpampang tulisan “Masuk ke dalam Pasar Bebas Plastik” sebagai pengingat bagi pengunjung untuk membawa tas belanja ramah lingkungan. Selama berbulan-bulan, pemantauan yang dilakukan oleh pemerintah daerah menemukan bahwa pengunjung yang tidak sadar membawa plastik biasanya adalah pendatang, mengingat pasar Tebet yang besar juga didatangi warga dari luar daerah.

Untuk mengatasi hal ini, di pasar tersebut disediakan fasilitas wadah khusus (dropbox) untuk peminjaman, pengembalian, dan donasi tas guna ulang.

Selain itu, lanjut Hening, pasar Tebet juga mengintegrasikan edukasi lingkungan lewat musholla yang digunakan untuk sholat Jum’at. Di sana, khotbah Jum’at dan mading informasi tentang pengurangan sampah plastik rutin disampaikan, dan digelar pertemuan serta kajian tafsir setiap Selasa oleh ibu-ibu bersama ranting setempat.

“Maka kami berharap praktik baik ini bisa diterapkan di Pasar Demangan, agar menjadi pasar yang ramah lingkungan, bebas plastik, dan tempat edukasi yang hidup—di mana belanja pun bisa menjadi bagian dari dakwah,” pungkas Hening.

Rowiyah, Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Yogyakarta, menegaskan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari ketaqwaan umat Islam. “Masalah lingkungan bukan hanya persoalan kebersihan, tapi bagian dari ketaqwaan kita. Program ini mengajak kita semua untuk menjadi agen perubahan, mulai dari rumah, pasar, hingga komunitas yang lebih luas,” ujarnya.

Ia mendorong para ibu dan komunitas sekitar pasar untuk memulai perubahan dari hal-hal kecil. “Mari kita buktikan bahwa perempuan berkemajuan mampu menjadi pelopor gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Kita jadikan pasar, ranting, dan cabang kita sebagai teladan. Mulailah dari rumah, ajak tetangga, manfaatkan sarana pengelolaan sampah yang sudah ada, dan tanamkan pada anak-anak bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah,” ajaknya.

Rowiyah berharap program ini dapat direplikasi ke ranting dan cabang lain sehingga ‘Aisyiyah dapat bergerak bersama menjadi agen atau duta perubahan untuk lingkungan, mengingat daerah Jogja darurat sampah belum selesai.

Dalam kegiatan sosialisasi ini, sebanyak 56 peserta yang terdiri dari kader ‘Aisyiyah, Anggota Pimpinan LLHPB PWA Daerah Istimewa Yogyakarta, LLHPB PDA Kota Yogyakarta, dan anggota Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Gondokusuman yang menjadi peserta utama program ini.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

DEPOK, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) bekerja sama dengan Ke....

Suara Muhammadiyah

10 June 2024

Berita

Teliti Kesejahteraan Spiritual Mahasiswa Non Muslim di Kampus Islam  YOGYAKARTA, Suara Muhamma....

Suara Muhammadiyah

20 July 2024

Berita

PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah – Semangat menuntut ilmu dan mendalami bahasa wahyu terus ....

Suara Muhammadiyah

19 May 2025

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sebanyak 455 murid SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabar....

Suara Muhammadiyah

24 January 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dalam menanggapi ketidakstabilan situasi politik di Afghanista....

Suara Muhammadiyah

12 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah