MALANG, Suara Muhammadiyah - Sebagai benua terluas, Asia memiliki kekayaan kultural yang beragam. Dimulai dari Asia Selatan, Asia Timur, Asia Barat, hingga Asia Tenggara. Keberagaman tersebut dapat diamati dari ragam etnis, agama, hingga kebudayaan.
Menyikapi kondisi tersebut, Guru Besar Jawaharlal Nehru University (JNU) India, Prof. Gautam Kumar Jha, Ph.D mengajak para mahasiswa Prodi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memahami betapa pentingnya menghargai dan memahami beragam budaya selain Indonesia.
Melalui kelas Multikulturalisme di Asia, sebuah kelas hasil kerjasama Prodi HI UMM dengan Eurasia Foundation, Prof. Gautam menegaskan bahwa kita harus mendorong upaya persatuan dan kesatuan tanpa memandang etnis, budaya, maupun agama dalam lingkungan yang multikultural.
“Kesetaraan, inklusivitas, dan toleransi merupakan kunci untuk membangun komunitas Asia yang presisi,” terang Prof. Gautam.
Menurut Prof. Gautam, nilai-nilai tersebut relevan dengan ajaran Mahatma Gandhi, yaitu tentang antikekerasan dan menghargai perbedaan.
Jika diimplementasikan dengan baik, maka aktualisasi visi terciptanya komunitas masyarakat multikultural yang harmonis dapat tercapai. Salah satu cara mengimplementasikan nilai-nilai tersebut ialah melalui pendidikan.
“Sosialisasi dan edukasi terkait dengan penerimaan kondisi yang multikultural menjadi sangat penting, hal ini dikarenakan oleh nilai-nilai seperti inklusivitas dan toleransi dapat diterapkan mulai dari lingkungan sekolah atau pendidikan. Pertukaran pelajar dapat menjadi jembatan pertukaran budaya dan bahasa oleh peserta didik,” urai Prof. Gautam.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Gautam juga menawarkan kesempatan untuk melanjutkan studi ke India kepada para mahasiswa, terutama ke Jawaharlal Nehru University.
“Salah satu manfaat komunitas di masyarakat yang multikultural ialah terbukanya aktivitas ekonomi yang lebih inklusif dan banyaknya peluang untuk melanjutkan studi ke luar negeri,” Prof. Gautam mengakhiri. (diko)