Amerika Serikat Abstain, Sejarah Baru Resolusi DK PBB terkait Palestina

Publish

27 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
532
Sumber Foto VOA News

Sumber Foto VOA News

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dewan Keamanan PBB baru baru ini mengeluarkan resolusi yang menjadi perhatian dan sejarah penting. Dalam Keputusan Resolusi PBB sebanyak 14 negara menyetujuinya dan 1 abstain yaitu Amerika Serikat. Rancangan keputusan Dewan Keamanan PBB itu telah ditetapkan menjadi resolusi 2728 (2024).

Sikap Amerika Serikat ini di luar kebiasaan yang terjadi, di mana sebelum-sebelumnya Amerika Serikat selalu menggunakan veto. “Ini menunjukkan bahwa ada detak-detak yang sangat penting dalam sejarah hukum internasional,” ungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim, Selasa (27/30/2024). Menurutnya hal ini adalah rangkaian sejak sidang Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ) yang diajukan oleh Afrika Selatan.

Tentu saja sikap Amerika Serikat ini sangat mengecewakan pihak Israel. Netanyahu sendiri sudah mengeluarkan sikap kurang senang terhadap sikap abstain Amerika Serikat dalam Resolusi PBB ini. Netanyahu sendiri mengurungkan utusan kunjungannya ke AS untuk bertemu dengan Presiden dalam rangka membahas isu Palestina atau Gaza.

"Ini menurut saya merupakan bentuk perubahan sikap Amerika Serikat terhadap peristiwa yang terjadi di Palestina, khususnya di Gaza. Sebetulnya sinyal-sinyal terjadinya perbedaan sikap antara Amerika dengan Israel sudah mulai terlihat sejak Israel berkeras hati untuk terus melakukan penyerangan, penghancuran, dan genosida di Gaza," ungkap Sudarnoto.

Sebagai mitra dekat Israel, Amerika Serikat tampaknya bersikap hati-hati dalam artian misalnya Amerika Serikat mengikuti ekspektasi masyarakat internasional, terutama yang diteriakan oleh masyarakat sipil untuk penghentian genosida yang dilakukan oleh Israel di Gaza dan tuntutan dari banyak negara yang melihat bahwa apa yang dilakukan Israel telah membuat kehancuran yang sangat luar biasa. Maka bisa jadi Amerika Serikat bakal kehilangan mitra terutama di Timur Tengah. Sikap abstain Amerika Serikat tersebut merupakan jalan yang dianggap paling aman diantara pilihan-pilihan yang sangat berisiko bagi Amerika di mata Israel.

Ditambah lagi apa yang terjadi atau reaksi yang cukup luas di Amerika sendiri terkait kebijakan di Timur Tengah. Secara kasat mata pemihakan terhadap Israel bahkan sampai ke tingkat yang sangat ekstrem yaitu pembiaran terhadap genosida. Tekanan publis di Amerika cukup tinggi di tengah masa-masa penting seperti sekarang ini yaitu suksesi menjelang pemilihan presiden 2024.

"Ini dilema, satu sisi Amerika tidak mau kehilangan Israel yang berarti tidak mau kehilangan pengaruh di Timur Tengah. Tetapi pada sisi lain isu kejahatan terhadap kemanusiaan yaitu genosida yang sudah sangat berlebih-lebihan ini juga mulai kehilangan trust publik secara internasional. Secara moral di mata publik sebenarnya Amerika sudah runtuh," tambah Sudarnoto.

Dengan sikap Abstain Amerika Serikat maka ada tuntutan seperti yang tertulis dalam resolusi agar tentara Israel (IDF) menarik mundur dari Gaza secara utuh. Tidak ada lagi pasukan di Palestina - Gaza dalam melakukan aksi genosida. Selain itu harus segera melakukan pembebasan terhadap tawanan perang.

"Yang juga penting sebetulnya Amerika sendiri merasa tidak puas dengan resolusi itu karena seperti juga sikap Netanyahu atau Israel, di dalam resolusi itu tidak ada pernyataan yang menyebutkan bahwa Hamas itu teroris, telah melakukan tindakan-tindakan teror dan diberi sanksi secara internasional," ungkap Sudarnoto.

Pasca Resolusi DK PBB ini perlu ada perhatian, harus ada keyakinan seperti ada dalam resolusi bahwa tidak ada lagi pembunuhan, tidak ada lagi genosida dan seluruh pasukan Israel harus mundur. Pertanyaannya adalah apakah Israel akan mematuhi keputusan resolusi tersebut, karena selama ini hampir semua resolusi itu kandas karena dibela Amerika Serikat melalui hak veto.

Saat ini situasinya berbeda, Amerika Serikat tidak memberikan veto namun hanya abstain yang memberikan ruang upaya penciptaan Gaza atau Palestina secara umum untuk lebih kondusif bagi keamanan di sana.

"Ini sebetulnya membuat Amerika berada dalam situasi terpojok, bisa jadi Amerika akan meninggalkan Israel dan kalau ini benar dilakukan, maka ruang Israel akan semakin sempit karena kehilangan hubungan diplomatik dan mungkin saja kehilangan dukungan militer Amerika," tutur Sudarnoto.

Tentu saja Amerika tidak mau semakin kehilangan momentum untuk meruntuhkan diri di masyarakat internasional baik dalam moral maupun dalam konteks lain. Hal ini berdampak luas baik dalam politik, keamanan, termasuk implikasi kemanusiaan (human rights) bahkan ekonomi. "Jika terus melakukan dukungan terhadap langkah-langkah Israel maka Amerika akan mengalami situasi yang semakin berat baik secara internal maupun internasional," tutur Sudarnoto.

Sementara itu, dirinya berharap pemerintah sayap kanan Israel semakin lemah pasca resolusi PBB ini. Apalagi dalam konteks dalam hubungan internasional sudah ada desakan-desakan melalui pendekatan hukum internasional untuk memberikan sanksi terhadap Israel. Begitu juga terhadap Amerika Serikat yang dinilai sebagai backbone Israel terhadap genosida di Palestina.

"Ini perubahan yang cukup penting dalam situasi global, secara khusus politik di Amerika dan Israel. Serta dukungan terhadap Palestina semakin menguat," pungkasnya. (riz)

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - PT Syarikat Cahaya Media/ Suara Muhammadiyah kembali mengadakan rap....

Suara Muhammadiyah

1 June 2024

Berita

SUKOHARJO, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka menggelar kegiatan dakwah yang lebih intensif dan merat....

Suara Muhammadiyah

21 September 2024

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah -  Tujuh sekolah Muhammadiyah di Medan dan Labuhan Batu Utara (Labura....

Suara Muhammadiyah

29 September 2023

Berita

TERNATE, Suara Muhammadiyah – Hari yang bersejarah bagi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara ....

Suara Muhammadiyah

17 September 2023

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Eny Syatriana, dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris pada FKIP Univer....

Suara Muhammadiyah

2 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah