PIYUNGAN, Suara Muhammadiyah - Sampah masih menjadi sengkarut permasalahan krusial yang dihadapi masyarakat, khususnya di DIY. Dalam merespons hal tersebut, Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Lazismu dan Danone menyelenggarakan kick off pembangunan Rumah Produksi Pemilahan dan Pengolahan Sampah serta Budi Daya Magot Kelompok Pemulung Makaryo Adi Ngayogyokarto (MARDIKO), Kamis (29/2).
Kegiatan yang dilaksanakan di TPST Piyungan Bantul itu dihadiri Ketua MPM PP Muhammadiyah Dr Muhammad Nurul Yamin, MSi, Ketua Mardiko Maryono, Wakil Ketua Lazismu PP Muhammadiyah Muarawati Nur Malinda, MPA(M), Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo, ST., MSi, dan Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo.
Dalam sambutannya, Maryono menyampaikan terima kasih atas memberikan atensi MPM PP Muhammadiyah untuk Mardiko. Menurutnya dengan adanya Kick Off ini dapat memberikan kemudahan dalam mengelola sampah, khususnya mengurai sengkarut permasalahan sampah yang membelenggu Yogyakarta dan sekitarnya.
"Mudah-mudahan nantinya bisa bermanfaat, berkah, dan sukses dalam rangka mengatasi sampah yang ada di lingkungan DIY," katanya.
Seturut dengan itu, Kusno Wibowo mengatakan sampah menjadi komponen kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari. Sehingga, Ia mendorong perlu adanya upaya efektivitas untuk mengatasi problematika tersebut.
"Sampah merupakan proses alam yang berbentuk padat atau sisa kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, sampah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari," ucapnya.
Kusno menjelaskan proses dekomposisi sampah dilakukan dengan mentransformasikan paradigma mengumpulkan, mengangkut, dan membuang menjadi Reuse (Menggunakan kembali sampah bisa digunakan), Reduce (Mengurangi segala sesuatu yang memunculkan sampah), Recycle (Mengolah kembali sampah atau daur ulang).
"Pendekatan pengelolaan sampah yang tepat adalah dengan mengimplementasikan 3R. Kewajiban dalam memperefisien pengelolaan sampah, pengelolaan sumber sampah menjadi sumber daya bahan baku maupun sumber energi baru terbarukan," jelasnya.
Dengan sebab itu, Kusno mengungkapkan pembangunan rumah produksi pengelolaan sampah ini menjadi titik terang untuk mengatasi sengkarut permasalahan yang selama ini mengungkung. Ia berharap dapat segera selesai pembangunannya dan dimanfaatkan secara luas untuk masyarakat.
"Masalah persampahan ini tidak hanya dilimpahkan sepenuhnya oleh Pemerintah saja, namun ini menjadi kewajiban kita bersama. Mudah-mudahan nantinya rumah produksi ini bisa menjadi tempat yang memberikan manfaat untuk masyarakat seluas-luasnya," jelasnya.
Senada dengan itu, Yamin menjelaskan rumah produksi pengelolaan sampah merupakan upaya untuk mentransformasikan paradigma pengelolaan sampah. Menurutnya, hadirnya rumah produksi sampah ini sendiri menjadi ruang edukasi bagi masyarakat berikut serta dengan generasi muda ke depannya.
"Kami berharap Rumah Produksi bukan hanya untuk pengelolaan sampah, tetapi juga edukasi, transformasi dan wisata," sebutnya.
Yamin menuturkan dengan seluas lahan 500 meter, Ia sangat optimisme bisa dipergunakan dengan sangat positif untuk mengelola sampah secara keberlanjutan. Terlebih lagi, dapat dijadikan contoh bagi TPA-TPA yang lain.
"Semoga ini menjadi percontohan dan tempat belajar. Sehingga masyarakat dapat melakukan itu (pengelolaan sampah) di tempatnya masing-masing," tandasnya.
Di sisi lain, Muarawati mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi setinggi-tingginya dengan kick off pembangunan rumah produksi pengelolaan sampah. Ia menyebut ini sebagai langkah nyata Muhammadiyah, Lazismu, dan Danone Indonesia bergerak di bidang lingkungan. Menurutnya ini sangat penting untuk menutup kran terjadinya kerusakan lingkungan ke depannya.
"Ini yang menjadi masalah, dan bencana kalau diam saja, kalau Muhammadiyah diam saja. Perilaku kita memilah sampah sejak dari rumah akan membantu menyelematkan lingkungan,” ungkapnya.
Karyanto juga sependapat bahwa masalah ini tidak akan selesai bilamana denyut nadi manusia tidak dihidupkan (digerakkan) untuk mengelola sampah. Dia berkomitmen untuk terus menjalin kerja sama dengan MPM PP Muhammadiyah dan Lazismu dalam rangka menyelamatkan lingkungan dari kerusakan yang menyebabkan kehidupan manusia dihantam kemalangan (bencana).
"Ini masalah yang kompleks dan harus kita selesaikan bersama-sama. Tentunya kemitraan ini dapat memberikan dampak yang lebih besar oleh masyarakat," tegasnya. (Cris)