YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, di era digital perlu mengedepankan strategi pemasaran rumah sakit berbasis human-centric, yaitu pendekatan yang berfokus pada kebutuhan, keinginan, dan keterbatasan manusia. Hal ini tidak hanya fokus pada penggunaan teknologi canggih, namun juga pengalaman pasien ketika mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr. Elsye Maria Rosa, S. Kep., M.Kep, dalam webinar bertajuk Healthcare Digital Marketing : Membangun Kepercayaan Pasien melalui Strategi Bisnis Berbasis Teknologi, pada Sabtu (12/4/25).
“Ada beberapa tren utama dalam Healthcare Digital Marketing 5.0 yang sedang berkembang saat ini diantaranya adalah penggunaan Artificial Intelligence dalam Customer Engagement. Ini seperti adanya chatbot dan virtual assistant berbasis AI untuk menjawab pertanyaan pasien secara real-time, dan prediksi kebutuhan pasien menggunakan Machine Learning dan data analitik. Adanya penggunaan Big Data dan Personalization dimana ada pemanfaatan data pasien untuk merancang kampanye pemasaran berbasis personalisasi,” jelas Elsye.
Elsye menambahkan bahwa dalam konteks marketing adalah adanya implementasi Omnichannel Marketing melalui integrasi pemasaran di berbagai platform digital meliputi website, media sosial, email, aplikasi mobile, serta pemanfaatan sosial media untuk membangun brand rumah sakit dan berbagai layanan kesehatan.
Webinar yang diikuti lebih dari seratus tujuh peserta dari berbagai kota ini menghadirkan tiga pembicara yaitu Dr. Fajar Junaedi, S.Sos., M.Si; dr. Pradono Handojo MHA., MBA; dan dr. Pradono Handojo MHA., MBA. Para peserta antusias mengikuti webinar sampai selesai. Selain webinar juga diadakan penghargaan kepada para peserta lomba video promosi fasilitas kesehatan yang digelar oleh MARS UMY.
Webinar dan lomba ini merupakan bagian dari pemanfaatan Search Engine Optimization (SEO) dan content marketing pembuatan konten berbasis edukasi medis untuk meningkatkan visibilitas rumah sakit di mesin pencari. “Para peserta lomba yang berjumlah lebih dari enam puluh peserta membuat video dengan storytelling yang menarik dalam pemasaran untuk membangun kepercayaan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit,” ujar Dr. dr. Mahendro Prasetyo Kusumo, MMR, mewakili tim juri.
Mahendro menambahkan bahwa para peserta juga diajak untuk mematuhi aspek etika, regulasi, dan tantangan dalam penerapan digital marketing di rumah sakit, serta solusi operasional untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi, keamanan data pasien, dan pengelolaan reputasi digital. “Penerapan strategi yang tepat, rumah sakit dapat mengoptimalkan pemasaran digital tanpa mengabaikan aspek legal dan keamanan informasi,” tutup Mahendro.