BANTUL, Suara Muhammadiyah - Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) D.I. Yogyakarta mengadakan kegiatan Madrasah Ekologi Multi Faith sekaligus belajar langsung dari praktik baik sedekah energi Masjid Al Muharram Brajan, Sabtu (26/04/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan serta bisa melihat praktik nyata penerapan energi bersih di Masjid Al Muharram Brajan, sehingga bisa memberikan inspirasi mengenai peran Masjid dalam mendukung transisi energi ramah lingkungan.
Peserta maupun narasumber berasal dari lintas iman. Mereka yang hadir secara offline sekitar 15 orang dan 7 orang lainnya dari perwakilan Remaja Masjid Al Muharram Brajan sekaligus Relawan Gerakan Shadaqah Sampah (GSS). Peserta lainnya ada yang mengikuti melalui zoom.
Materi Environtmentalism Religion: Theory and Practice disampaikan oleh para narasumber yang hadir secara offline yakni Wahyu Nur Haidar (PIC program panel surya Masjid Al Muharram Brajan) dan Pendeta Jimmy M.I. Sormin. Sedangkan Aldy Permana (Purpose) serta Farid Ridwanuddin (Greenfaith Indonesia) memberikan materi secara daring.
Masjid Al Muharram Brajan memang dikenal sebagai Masjid percontohan dalam hal kepeduliannya terhadap lingkungan. Masjid ini telah mempelopori program Eco Masjid sejak 2013 dengan tujuh program antara lain: Arsitektur bangunan ramah lingkungan dengan memanfaatkan 100% cahaya matahari sebagai penerangan utama di siang hari, serta memiliki ventilasi udara yang besar sehingga menyerap udara secara maksimal dan menjadikan Masjid terasa sejuk tanpa menggunakan AC.
Selain itu Masjid juga memanen air hujan, air wudhu. Penghijauan sekitar Masjid untuk suplai oksigen Jamaah, dan sebagai perindang serta menyimpan air tanah. Mempelopori Gerakan Shadaqah Sampah (GSS) berbasis Eco Masjid pertama di dunia. Memasang panel surya sebagai energi terbarukan, sehingga bisa menghemat biaya Listrik sampai 85%. Serta mempelopori Masjid ramah anak, dan ramah difable.
Dari kolaborasi ini diharapkan menjadi ruang belajar, refleksi, dan aksi nyata bagi masyarakat lintas agama untuk terlibat aktif dalam upaya penyelamatan lingkungan dan transisi energi bersih. Melalui nilai-nilai spiritual yang telah hidup dalam tradisi keagamaan, kita dapat memperkuat solidaritas ekologis demi bumi yang lebih lestari dan adil, ungkap Ifanul Abidin selaku Koordinator Daerah KHM DIY.
Rencananya Madrasah Ekologi Multi Faith ini akan berjalan selama dua hari, sejak hari ini 26 April sampai dengan 27 April 2025.