Berhijrah dengan Introspeksi
Oleh: Mohammad Fakhrudin
Bagi sebagian umat Islam Indonesia, bulan al-Muharram dianggap sebagai bulan pantang atau bulan larangan. Di antara pantangan itu adalah menyelenggarakan hajat pernikahan, khitanan, memasuki rumah baru atau bepergian. Berkenaan anggapan itu timbul pertanyaan: adakah larangan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala? Tidak!
Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak melarangnya, tetapi manusia melarangnya, sedangkan tindakan yang dilarang-Nya, misalnya berbuat kemusyrikan, malah dilakukannya, apakah sikap atau tindakan tersebut tidak bertentangan dengan akidah di dalam Islam?
Ada juga sebagian muslim Indonesia yang membuat sendiri pantangan yang berlaku sepanjang masa. Pantangan itu didasarkan kepercayaan tentang larangan makan daging hewan yang disembelih seperti kambing, sapi, kerbau, atau ayam. Namun, tidak ada pantangan makan ikan laut, ikan yang dibudidayakan di kolam, dibudidayakan di tambak, atau ikan hasil memancing di sungai.
Dalam hubungannya dengan daging hewan yang halal bagi muslim, Allah Subḥanahu wa Ta'ala di firman-Nya di dalam Al-Qur'an surat al-Hajj (22): 30,
ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ حُرُمٰتِ اللّٰهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ عِنْدَ رَبِّهٖ ۗ وَاُ حِلَّتْ لَـكُمُ الْاَ نْعَا مُ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ فَا جْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْاَ وْثَا نِ وَا جْتَنِبُوْا قَوْلَ الزُّوْرِ
"Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah (hurumat), maka itu lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan dihalalkan bagi kamu semua hewan ternak kecuali yang diterangkan kepadamu (keharamannya), maka jauhilah (penyembahan) berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan dusta."
Al-Muharram adalah bulan Allah Subḥanahu wa Ta'ala sebagaimana dijelaskan dalam HR Muslim
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, ia berkata: 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, al-Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam."
Hakikat Berhijrah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ.
“Orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah Subḥanahu wa Ta'ala.” (HR Bukhari dan Muslim)
Pernahkah kita secara terus-menerus berusaha memahami apa saja yang dilarang oleh Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan secara konsisten dengan penuh kesadaran meninggalkannya?
Ada larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berkenaan dengan akidah, akhlak, ibadah, dan muamalah. Namun, fokus kajian ini hanya pada sebagian dari berbagai larangan yang berkenaan dengan akidah dan akhlak.
Berkenaan dengan Akidah
Di dalam alam surat an-Nisaa (4): 36 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَا عْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ وَّبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَا لْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَا لْجَـارِ الْجُـنُبِ وَا لصَّا حِبِ بِا لْجَـنْبِۢ وَا بْنِ السَّبِيْلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَا نَ مُخْتَا لًا فَخُوْرًا
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetanggal jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"
Berdasarkan ayat tersebut, umat Islam dilarang bertuhan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sementara itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam surat al-An’am (6): 102 berfirman,
ذٰ لِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ خَا لِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَا عْبُدُوْهُ ۚ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ
"Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu."
Berkenaan dengan Akhlak
Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang, antara lain:
1. menyebarkan/berkata bohong
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ جَآءَكُمْ فَا سِقٌ بِۢنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْۤا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِۢجَهَا لَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."
(QS al-Hujurat 49: Ayat 6)
2. berkhianat
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَا لرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْۤا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَ نْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."
(QS al-Anfal [8]: 27)
3. suka mencela, memaki, mengumpat
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰۤى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰۤى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۚ وَلَا تَلْمِزُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَا بَزُوْا بِا لْاَ لْقَا بِ ۗ بِئْسَ الِا سْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِ يْمَا نِ ۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
(QS al-Hujurat [49]: 11)
4. berdusta
Larangan berdusta dijelaskan di dalam surat al-Hajj (22): 30 sebagaimana telah dikutip.
5. memfitnah
وَمَنْ يَّكْسِبْ خَطِيْۤــئَةً اَوْ اِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِهٖ بَرِيْۤـئًـا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَا نًا وَّاِثْمًا مُّبِيْنًا
"Dan barang siapa berbuat kesalahan atau dosa, kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata." (QS an-Nisa [4]: 112)
6. membuat kerusakan
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَ رْضِ بَعْدَ اِصْلَا حِهَا وَا دْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًا ۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
"Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan." (QS al-A'raf [ 7]: 56)
7. sombong lagi membanggakan diri
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّا سِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَ رْضِ مَرَحًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرٍ
"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."
(QS Luqman [31]: 18)
(Baca juga : Bencana Akhlak, Suara Muhammadiyah, 6 Juni 2024 dan Penyakit Lever dan Penyakit Hati, Suara Muhammadiyah, 4 Juli 2024)
Introspeksi
Memang sungguh memerlukan perjuangan yang amat berat untuk mengamalkan perintah Allah. Apalagi, meninggalkan larangan Allah! Namun, inilah jalan menuju kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain, kecuali secara sungguh-sungguh berdoa dan berikhtiar agar dapat meninggalkan larangan-Nya. Kita beriman bahwa Dia senantiasa memberikan jalan terang bagi hamba-Nya yang bertakwa.
Bagaimana diri kita pada tahun baru hijriyah saat ini? Lebih baik sebagai siapa pun kita melakukan introspeksi! Jangan-jangan merasa menjadi pejabat hebat, ternyata jahat. Jangan-jangan merasa menjadi pemimpin adil, ternyata zalim. Jangan-jangan merasa memilih pemimpin yang amanah, ternyata kita menjual diri dengan harga murah!
Allahu a’lam