YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dewan Redaksi Suara Muhammadiyah (SM) HM Muchlas Abror didapuk sebagai narasumber dalam Pengajian Ramadhan 1446 H di Grha SM Ruang Aula Lantai 4, Jumat (7/3). Muchlas hadir memberikan pencerahan hal ihwal bulan Ramadhan.
Ia menyampaikan, umat Islam mesti memancarkan ekspresi kesyukuran. Ini untuk merespons atas diberikan kesempatan oleh Allah yang dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan.
"Mengapa bersyukur? Karena kita masih dapat bertemu dengan bulan Ramadan 1446 H. Tidak semua orang dapat bertemu dengan bulan Ramadan. Dan Alhamdulillah saya masih dapat bertemu, saudara masih bisa bertemu," ujarnya.
Dipertemukan dengan bulan Ramadhan, kata Muchlas, merupakan sesuatu hal yang sangat berharga. Karena hal itu menjadi impian bagi umat Islam di seluruh belahan dunia.
"Alhamdulillah saya bersyukur, anda berharap bersyukur kepada Allah, bisa bertemu dengan bulan Ramadan tahun ini. Ini harus betul-betul dekat kepada Allah, menyatakan bersyukur kepada Allah bisa bertemu bulan Ramadhan tahun ini," tegasnya.
Bulan Ramdhan yang tengah datang menyapa umat Islam ini, meniscayakan kasih sayang Allah begitu tinggi kepada para hamba-Nya. Pada bulan ini, Allah mengonstruksikannya dengan mengistimewakan berupa dibentangkan aneka keberkahan dalam kehidupan.
"Maka alangkah mulianya tamu yang datang (Ramadhan). Sungguh kedatangan bulan Ramadan adalah kunjungan tamu yang hebat, istimewa. Alhamdulillah kita masih berkesempatan untuk menyambut bulan Ramadhan. Bulan Ramadan datang ini membawa macam aneka keberkahan. Ini satu hal yang perlu direnungkan oleh kita semua," tuturnya.
Muchlas menambahkan, di bulan ini, umat Islam menjalankan ritus peribadatan wajib, yaitu puasa. Meski menahan lapar dan dahaga sepanjang tempo 13 jam, Muchlas memecut karyawan dan warga yang hadir, untuk tidak patah arang bergulat menahan diri sampai dapat meraih ketakwaan.
"Sampai selesai--mudah-mudahan lancar akan terbukti menjadi kenyataan--anda kuat dan dapat mendapat kesempatan menyelesaikan puasa sampai 30 hari. Tahun ini sampai 30 hari puasa kita," ungkapnya.
Selain penginstruksian menjalankan puasa, Muchlas memotivasi agar bisa mengisi bulan Ramadhan dengan pelbagai amalan-amalan yang dituntunkan agama. Salah satunya mendaras Al-Qur'an.
"Bulan Ramadan satu-satunya nama bulan yang disebut dalam Al-Qur'an. Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan sekaligus menjadi pembeda antara haq dan yang batil," paparnya.
Selain itu, shalat tarawih (qiyamu ramadhan). Dengan penuh iman, Muchlas mengajak agar implementasi shalat tarawih diorientasikan untuk mengharap ridho dari Allah.
"Salat tarawih harus yang baik, yang tekun, yang bagus. Sehingga buahnya dapat diampuni dosa yang telah lampau," jelasnya.
Semua itu jika diakumulasikan, akan mendapatkan bonus luar biasa dari Allah. Tinggal bagaimana upaya umat Islam untuk melakukan sebagaimana semestinya. Terutama, di malam hari-hari terkahir bulan Ramadhan, untuk mencari sekaligus meraih keistimewaan serta keutamaan malam Lailatul Qadar.
"Beribadah di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni," katanya mengutip HR Bukhari.
Dengan datangnya bulan Ramadhan, umat Islam sangat bergembira. Kegembiraan itu bersumbu pada waktu berbuka. "Ini merupakan kegembiraan dalam jangka dekat. Kegembiraan ini diterima saat berbuka puasa," sambungnya.
Dan dalam jangka panjang, bergembira karena akan bersua dengan Allah. "Kita akan bertemu dengan Allah. Pada saatnya kita akan meninggalkan dunia nan fana. Ada masa datang, ada pula masa pergi. Pasti kita akan berpulang," tambahnya.
Oleh karena itu, Muchlas mengajak untuk menuntaskan rangkaian peribadatan di bulan Ramadhan dengan ketulusan dan kesungguhan. Khususnya ibadah puasa.
"Dengan ketulusan yang benar dan sungguh-sungguh, akan mengantarkan pada dua kegembiraan tersebut," tandasnya. (Cris)