Bukan Organisasi Kaleng-kaleng, Reputasinya Telah Membuana

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
291
Muhammad Sayuti, SPd., MPd., MEd., PhD. Foto: Humas Unismuh Makassar

Muhammad Sayuti, SPd., MPd., MEd., PhD. Foto: Humas Unismuh Makassar

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah — Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menegaskan, reputasi Persyarikatan hanya bisa bertahan jika seluruh kader menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh. 

“Kalau diberi amanah sepuluh, kerjakan sepuluh. Kalau bisa lebih, itu berarti kita menghidupi Muhammadiyah, bukan sekadar mencari hidup di Muhammadiyah," tegasnya memberi tafsir atas pesan KH Ahmad Dahlan: "Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan cari hidup di Muhammadiyah."

Menurut Sayuti, Muhammadiyah yang telah berdiri selama lebih dari 116 tahun merupakan anugerah besar. Ia menyebut keberlangsungan organisasi itu tidak pernah kehabisan energi. “Baterainya full terus, merknya sang surya,” ujarnya sambil menyinggung lagu kebesaran Muhammadiyah yang selalu dinyanyikan di setiap acara.

Ia mengutip antropolog Robert W. Hefner yang menilai Muhammadiyah sebagai contoh paling sukses modernisasi pendidikan Islam di dunia.

“Allah memilihkan Muhammadiyah untuk kita. Organisasi ini tidak kaleng-kaleng. Reputasinya diakui nasional maupun global. Maka menjadi kewajiban kita semua untuk menjaganya,” tegasnya saat Pelatihan Manajemen Reputasi Digital Muhammadiyah Zona I yang digelar di Hotel Aryaduta Makassar, Ahad, 17 Agustus 2025.

Sayuti menekankan, reputasi bukan sekadar capaian kuantitatif, tetapi juga menyangkut kualitas tata kelola, keikhlasan, dan profesionalisme kader. “Kalau amal usaha terbengkalai, komunikasi publik tidak dikelola baik, berarti kita sedang merusak reputasi yang dibangun selama 116 tahun,” katanya.

Ia mencontohkan capaian Muhammadiyah di kancah internasional, antara lain pendirian Muhammadiyah Australia College di Victoria, yang kini telah berkembang pesat hingga biaya operasionalnya mencapai Rp73 miliar per tahun, seluruhnya didukung pemerintah Australia. Selain itu, Muhammadiyah juga telah mendirikan Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dan merintis jaringan di berbagai negara melalui 30 Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM).

“Pemerintah Indonesia saja belum punya sekolah di Australia, tetapi Muhammadiyah sudah lebih dulu. Itu bukti reputasi kita,” bebernya. Menurutnya, pencapaian global ini harus diimbangi dengan konsolidasi internal, khususnya memperkuat cabang, memperbarui ranting, dan menjaga basis jamaah.

Sayuti mengingatkan agar kader tidak terjebak pada kebanggaan semata. Ia menilai masih banyak pekerjaan rumah, mulai dari penguatan pengajian di ranting, peningkatan kualitas riset di perguruan tinggi Muhammadiyah, hingga perluasan basis dakwah kultural. 

“Jangan sampai Muhammadiyah hanya kuat di amal usaha, tetapi melemah di jamaah. Itu tantangan nyata sejak lama,” tegasnya.

Dalam paparannya, ia merujuk keputusan Muktamar ke-48 yang menekankan pentingnya reformasi organisasi dan digitalisasi sistem tata kelola agar Muhammadiyah tetap profesional, maju, dan modern. Untuk menilai efektivitas organisasi, ia menyebut model McKinsey 7S relevan digunakan, mencakup strategi, struktur, sistem, nilai ideologis, keterampilan, gaya kepemimpinan, dan SDM.

“Reputasi Muhammadiyah akan bertahan selama tata kelolanya sehat walafiat. Kalau tidak ada ikhtiar penyihatan organisasi secara terus menerus, cabang bisa mati, amal usaha bisa tutup, dan reputasi bisa menurun,” terangnya.

Ia juga menyinggung hasil survei Kompas tahun 2024 yang menempatkan Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi dengan persepsi publik paling positif di Indonesia, mencapai 91 persen. 

Sayuti menegaskan, keberhasilan Muhammadiyah dalam mengelola aset dan amal usaha tidak terlepas dari tradisi keikhlasan yang terinstitusionalisasi sejak awal. “Tidak ada satu pun aset atas nama pribadi pimpinan. Semua tercatat atas nama Persyarikatan. Inilah yang membuat Muhammadiyah dipercaya masyarakat,” jelasnya.

Pelatihan Manajemen Reputasi Muhammadiyah Zona I ini diikuti perwakilan PWM, staf media, serta pengelola komunikasi publik Muhammadiyah dari berbagai wilayah Indonesia Timur. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi nasional PP Muhammadiyah dalam memperkuat citra organisasi di era digital. (Hadi/Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

LAMANDAU, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamandau terus berupaya meng....

Suara Muhammadiyah

25 February 2025

Berita

BULUKUMBA, Suara Muhammadiyah - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah ....

Suara Muhammadiyah

11 October 2023

Berita

TEGAL, Suara Muhammadiyah - Segenap jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Tegal yan....

Suara Muhammadiyah

24 July 2023

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Untuk kali pertama dalam sejarah, Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PP....

Suara Muhammadiyah

11 November 2023

Berita

BLORA, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka meningkatkan semangat anak-anak semangat beribadah sholat, ....

Suara Muhammadiyah

7 April 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah