KEBUMEN, Suara Muhammadiyah – Suasana meriah mewarnai seremoni pembukaan Expo dan Bazar UMKM dalam rangka Jambore Nasional I Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) di Kabupaten Kebumen, Jumat (19/8).
Acara dibuka dengan penampilan anak-anak TK ABA dari tiga sekolah yang menampilkan tarian secara bergantian. Paduan suara dari guru-guru Muhammadiyah Kebumen turut menyemarakkan, disusul Tari Gambyong yang dibawakan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PDM Kebumen sebagai simbol ucapan selamat datang bagi para peserta dari seluruh penjuru Indonesia.
Dalam sambutannya, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah Nurul Yamin menyampaikan bahwa Jambore ini menjadi langkah awal dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
“Hari ini kita mengawali langkah kecil dari pemikiran besar, yakni kedaulatan pangan. Saatnya kita berkolaborasi untuk mewujudkan daulat pangan Indonesia, dan itu dimulai dari Jamaah Tani Muhammadiyah,” ujarnya.
Bupati Kebumen Lilis Nuryani menyambut baik terselenggaranya acara ini di daerahnya.
“Ini menjadi sebuah kehormatan luar biasa bagi Kebumen karena menjadi tuan rumah Jambore Nasional Jamaah Tani Muhammadiyah. Hari ini kita melihat peran nyata Muhammadiyah, khususnya di bidang pertanian. Harapannya, petani Muhammadiyah tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu meraih kesejahteraan,” ungkapnya.
Ketua Panitia Daerah Jambore Nasional I JATAM Cokro Aminoto menambahkan, kegiatan ini menjadi ajang memperkenalkan inovasi produk pertanian sekaligus sarana silaturahmi, edukasi, serta pemberdayaan ekonomi umat.
“Tercatat ada 34 expo dan 40 bazar yang hadir dalam kegiatan ini. Semoga dapat memperluas jejaring dan memperkuat inovasi produk pertanian kita,” katanya.
Sementara itu, Ketua PDM Kebumen Joko Purnomo menilai Jambore ini sebagai momentum berharga.
“Sebagai kegiatan yang pertama kalinya, kami berharap lahir inovasi dan kolaborasi dalam rangka kedaulatan pangan. Mudah-mudahan juga akan muncul petani milenial dengan produk pertanian yang beragam,” ujarnya.
Ketua PWM Jawa Tengah Abduh Hisyam menyebut alasan Kebumen dipilih sebagai lokasi Jambore karena daerah ini dikenal sebagai salah satu basis kuat Muhammadiyah di Jawa Tengah.
Terkait dengan profesi sebagai petani, Hisyam menjelaskan bahwa menurut fikih, profesi petani merupakan profesi yang paling mulia, dikarenakan profesi ini merupakan yang paling tinggi dalam membayar zakat.
Namun kenyataannya, kondisi petani Indonesia sekarang masih terpuruk dan kurang mendapatkan perlindungan.
"Karena itu, kita tidak hanya bicara soal kemandirian pangan, tetapi juga kedaulatan pangan,” tegasnya.
Dengan berbagai rangkaian acara yang telah dipersiapkan selama berbulan-bulan, Jambore Nasional I Jamaah Tani Muhammadiyah kali ini diharapkan menjadi titik tolak lahirnya inovasi, kolaborasi, serta semangat baru dalam mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia. (diko)