PONTIANAK, Suara Muhammadiyah - PDM Pontianak menggelar Pengajian rutin Ahad Pagi dalam rangka menjalin silaturahmi antar Persyarikatan Muhammadiyah se-Pontianak dan sekitarnya. Pengajian kali ini mengusung tema “Mewaspadai Perang Modern” yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muchamad Arifin, Ahad (22/9).
Dalam kajiannya, Arifin menjabarkan beberapa poin penting terkait perang modern. Perang modern atau proxy war tidak lagi menggunakan manusia sebagai tentaranya, tetapi menggunakan beberapa amunisi. Amunisi pertama adalah isu. “Isu yang menggunakan teknologi informasi yang luar biasa menjadi alat yang strategis untuk menghancurkan lawannya. Makanya, kini informasi menjadi hal yang krusial dan berbahaya jika disalahgunakan,” ujarnya.
Ia juga mewanti-wanti bahwa masyarakat harus waspada dengan dunia virtual. “Perkembangan teknologi yang sangat cepat ini tidak mengenal usia, bahkan banyak anak dibawah umur yang terjebak oleh gadget. Kalau orang tua tidak waspada, dapat akan membuat anak-anak kecanduan,” tambahnya.
Selain itu, Arifin menjabarkan peran gadget menjadi penting bagi kehidupan saat ini sebagai suatu kebutuhan, termasuk dalam pekerjaan. “Kini semua orang harus punya gadget, bahkan tukang becak pun perlu untuk mendapatkan penumpang. Begitupun petani, nelayan, dan profesi lainnya,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia menghimbau untuk selalu waspada dengan perkembangan teknologi seperti gadget. “Kita tidak perlu jauh dari gadget, hanya saja harus berhati-hati dari dampak negatif yang ditimbulkan seperti judi online dan pornografi. Jika sudah terpapar ini, maka jangan harap dapat fokus dalam kehidupan seperti sekolah, kerja, bahkan pasangan hidup,” ungkapnya.
Amunisi kedua yaitu narkoba. Ia menegaskan tentang bahaya modus narkoba disekitar. “Narkoba bisa hadir di kehidupan kita, bahkan dari hal yang tidak kita sadari lewat beragam modus,” ujarnya.
Ia menyarankan beberapa hal seperti rokok dan minuman keras dilarang. “Rokok dan miras bisa menjadi pintu masuk narkoba. Oleh karena itu, jika dua hal ini tidak disentuh anak-anak kita, Inaya Allah akan selamat. Jika kita biarkan, maka habislah masa depannya,” ujarnya.
Ustadz Arifin juga mengambil pemahaman dari Al-Qur’an terkait bahaya narkoba. “Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa mengonsumsi zat yang berbahaya bagi otak dan menjadikan bodoh adalah haram hukumnya,” imbuhnya.
Ia menekankan bahwa Indonesia sudah darurat narkoba dan pentingnya menyelesaikan isu ini. “Para pejabat, petinggi, bahkan instansi pemerintah seperti bea cukai, polisi, serta jaksa tampak tidak peduli bahkan terlibat karena banyak mengurusi kepentingan terntetu. Padahal, narkoba adalah amunisi untuk menghancurkan generasi muda kedepan dan negara bisa hancur. Oleh karena itu, harus kita jaga jangan sampai isu-isu ini akan lewat begitu saja,” tegasnya.
Karenanya, ia menjelaskan bagaimana peran Muhammadiyah dalam melihat permasalahan narkoba ini. “Muhammadiyah melalui Pak Haedar sudah tekan kontrak dengan kepala BNN untuk kerjasama dalam hal pencegahan. Selain itu, Lembaga Dakwah Komunitasi (LDK) melalui agen-agennya turun ke masyarakat untuk menyampaikan tentang bahaya narkoba ini. Selain itu, LDK juga mengadakan pelatihan-pelatihan Da’i anti narkoba. Dalam hal ini, Muhammadiyah sudah sangat peduli terhadap permasalahan bangsa ini, bukan hanya sebagai penonton,” imbuhnya.
Sebagai penutup, Arifin kembali menekankan pentingnya berhati-hati dalam berkehidupan. “Dalam hidup, kita harus hati-hati dan senantiasa patuh terhadap rambu-rambu, baik bernegara melalui UUD dan beragama dalam halnya Al-Qur’an. Insya Allah kita akan berjalan dengan baik jika menjalankan dua hal tersebut,” tutupnya. (Kiky)