Cerita dari Timur Indonesia dalam Pendampingan Akreditasi
Khairunnaas anfa’uhum linnaas (sebaik-baik manusia, adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia lain). Begitulah kita dipesankan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat yang mengaku pengikut Nabi Muhammad SAW, sepatutnya kita berupaya untuk mengikutinya. Ada kebermanfaatan yang ditinggalkan, dimanapun kaki berpijak.
Tidak berlebihan, ketika pesan Nabi ini kami sandingkan pada sosok Dr. Junaidin, M.Pd, selaku Sekjen Asosiasi Penjaminan Mutu (APMU) Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang diberi surat tugas untuk melakukan pendampingan pada STKIP Muhammadiyah Kalabahi dalam penyusunan Borang Institusi menuju Akreditasi Institusi.
Kehadirannya selama tiga hari betul-betul dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, sehingga hasil yang diperoleh di akhir pertemuan betul-betul memuaskan. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, baik ilmu, ide dan juga jaringannya dimaksimalkan untuk upaya pengembangan kampus STKIP Muhammadiyah Kalabahi yang menurut catatannya masuk dalam cluster Perguruan Tinggi Mikro.
Dalam pendampingan ini beliau hadir dalam suasana kekeluargaan, bahkan secara tidak langsung beliau sudah merasa menjadi bagian dari keluarga besar STKIP Muhammadiyah dan punya punya tanggung jawab moral untuk membesarkannya. Banyak motivasi, nasehat, dan tidak juga ketinggalan beliau memberikan tekanan agar semua bergerak menyelesaikkan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.
Hal yang paling mendasar, adalah beliau memberikan motivasi agar tidak merasa minder menjadi kampus mikro. Sekalipun STKIP Muhammadiyah Kalabahi adalah kampus muda diantara Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang ada, semangat yang harus dimiliki adalah keinginan untuk tumbuh kembang.
Hidup dalam tekanan, membuat orang akan mudah untuk bangkit. Itu juga yang harus ada dalam diri semua sumber daya yang ada dalam kampus. Masing-masing pihak yang ada dalam kampus ini harus berupaya untuk menumbuhkembangkan kampus ini, begitu pesannya.
Dalam pendampingan ini beliau begitu maksimal mencurahkan kemampuannya, bahkan tidak sedikit ilmu dan ide-ide baru yang beliau berikan. Menurutnya, dalam menumbuhkembangkan kampus, semua pihak saling berkolaborasi, bukan berkompetisi. Jika semangat kompetisi yang didahulukan, maka semua akan berusaha menjadi unggul dan maju secara pribadi. Tapi jika mau berkolaborasi, maka semuanya akan saling melengkapi dengan menggunakan potensi yang ada. Jika kampus sudah tumbuh dan berkembang, maka semua yang ada di dalamnya dengan sendirinya akan menjadi besar.
Ada oleh-oleh luar biasa yang ditinggalkan selama kunjungannya di Alor, bahwa kehadirannya di kampus STKIP Muhammadiyah Kalabahi tidak hanya menghasilkan Borang Akreditasi Institusi yang siap diunggah ke SIAGA, tapi ada tiga Program Studi yang berkasnya telah berhasil diunggah di SIAGA. Ketiga program Studi tersebut adalah Program Sarjana untuk Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Antropologi dan Sanstra Indonesia. Tidak berlebihan ketika Ketua STKIP Muhammadiyah Kalabahi menyebut sosok Dr. Junaidin, M.Pd sebagai makhluk langka. Sosok yang memberikan kontribusinya kepada persyarikatan tanpa pamrih, tidak banyak neko-neko, dan sosok yang bekerja dengan ikhlas hingga tuntas.
Doa kami mengiringi kepulangan Dr. Junaidin ke rumahnya. Memang tidak banyak yang kami berikan selama berada di sini, sebagaimana pelayanan yang diterima di tempat-tempat lain. Tapi besar harapan kami, kita tetap menjadi keluarga besar yang saling memberikan support. Semoga bisa kembali lagi di Alor, menyaksikan pembangunan kampus di atas tanah wakaf yang sedang diusahakan. Atau melakukan syukuran atas gelar Profesor dan Guru Besarnya. (raspa)