YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Lazismu UMY) kembali meluncurkan Program Da’i Mukim yang difokuskan untuk mendampingi komunitas mualaf dan kelompok masyarakat rentan. Seremoni penerjunan para da’i sekaligus penandatanganan nota kesepahaman dengan empat Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) menjadi agenda penting yang digelar pada Sabtu (04/10) di Amphitheater Gedung Djarnawi Hadikusumo, Kampus Terpadu UMY.
Program ini menjadi bagian dari upaya integratif Lazismu UMY dalam menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah yang dikolaborasikan dengan kaderisasi ulama serta pengabdian masyarakat. Harapannya, langkah ini dapat memberikan dampak nyata di tingkat akar rumput.
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari empat PCM serta tujuh da’i yang akan diterjunkan ke empat kabupaten di dua provinsi, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Manajer Eksekutif Lazismu UMY, Rozikan, dalam laporannya menyampaikan bahwa Lazismu UMY memberikan dukungan beasiswa penuh kepada mahasiswa Ma’had Ali bin Abi Thalib UMY, dengan kewajiban melakukan pengabdian minimal enam bulan setelah menyelesaikan pendidikan.
“Ini merupakan bentuk kolaborasi Lazismu UMY dengan Ma’had Ali bin Abi Thalib UMY. Setelah menyelesaikan studi, mahasiswa penerima beasiswa diwajibkan mengabdi di lokasi yang telah ditentukan. Sasaran utamanya adalah komunitas mualaf dan kelompok rentan yang membutuhkan pendampingan,” jelas Rozikan.
Pada periode kali ini, para Da’i Mukim akan ditempatkan di empat wilayah, yakni Kecamatan Girimulya (Kulon Progo), Kecamatan Girisubo (Gunungkidul), Kecamatan Minggir (Sleman), dan Kecamatan Bukul (Magelang). Rozikan menegaskan bahwa program ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan langkah terstruktur dengan sistem rotasi setiap enam bulan agar keberlanjutan dan regenerasi da’i tetap terjaga.
Ia juga mencontohkan hasil nyata dari pelaksanaan program yang telah berjalan lebih dari satu tahun di Kulon Progo, di mana komunitas mualaf yang sebelumnya belum berani tampil kini mulai mandiri dalam mengelola kegiatan keagamaan.
“Alhamdulillah, beberapa mualaf yang dulunya masih ragu kini sudah berani tampil dan mengelola komunitas mereka sendiri, meski dengan kemampuan terbatas. Ini menjadi indikator keberhasilan yang patut disyukuri,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan PCM Girisubo, Gunungkidul, Wismanto, menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Da’i Mukim di wilayahnya yang dinilai membawa manfaat besar bagi masyarakat.
“Ini sudah lama kami impikan, dan alhamdulillah sekarang menjadi kenyataan. Antusias masyarakat sangat luar biasa, baik anak-anak maupun orang tua yang belajar Al-Qur’an. Semoga ini menjadi pembuka berkembangnya syiar Islam di daerah kami,” ungkap Wismanto.
Program Da’i Mukim merupakan inovasi Lazismu UMY dalam memastikan dana zakat, infak, dan sedekah tidak hanya berhenti pada santunan jangka pendek, tetapi juga bertransformasi menjadi instrumen pemberdayaan umat yang mendorong perubahan sosial berkelanjutan. Ke depan, Lazismu UMY berkomitmen memperkuat perannya bukan hanya sebagai lembaga filantropi pendidikan, tetapi juga sebagai motor dakwah dan pemberdayaan umat hingga ke pelosok daerah. (ID)