JAKARTA, Suara Muhammadiyah — Menyikapi dinamika dan perkembangan situasi sosial-politik bangsa saat ini, Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LDK PP Muhammadiyah), Ustadz Muchamad Arifin, mengeluarkan seruan penting kepada seluruh dai Muhammadiyah di seluruh penjuru tanah air.
Seruan ini menegaskan pentingnya peran dai Muhammadiyah sebagai penebar kedamaian, penyampai pesan menyejukkan, serta penjaga persatuan umat dan marwah Persyarikatan.
Dalam pernyataannya, Ustadz Arifin menekankan bahwa kondisi saat ini menuntut kebijaksanaan dan kedewasaan para dai. Di tengah derasnya arus informasi, munculnya berbagai isu sensitif, dan potensi gesekan di masyarakat, dai Muhammadiyah diminta tidak terjebak pada narasi provokatif yang justru memperkeruh suasana.
“Para dai Muhammadiyah harus memposisikan dirinya sebagai penyejuk umat. Kita harus hadir memberi ketenangan, bukan justru menambah panasnya keadaan. Materi dakwah, ceramah, dan konten yang kita sampaikan harus berbasis akurasi, kebenaran, dan semangat persaudaraan,” tegasnya, Selasa (2/9).
Ustadz Arifin menegaskan empat pedoman utama bagi para dai Muhammadiyah dalam menghadapi kondisi bangsa saat ini. Pertama, Sampaikan Informasi yang Menyejukkan dan Mencerahkan. Dai Muhammadiyah dituntut menjadi penebar kebenaran dan pembawa harapan.
"Dalam situasi yang sarat ketegangan, para dai mesti menghindari penyebaran isu, berita bohong, dan narasi yang memecah belah," katanya.
Kedua, Kedepankan Prinsip dan Etika Dakwah yang Santun. Para dai Muhammadiyah harus menjadi teladan dalam mengajak umat dengan pendekatan yang bijaksana, penuh kelembutan, dan tanpa provokasi. Prinsip dakwah yang dianut adalah bil hikmah, mauidzah hasanah, dan wajadilhum billati hiya ahsan sebagaimana perintah Allah, yang dicantumkan dalam Qur'an surat An-Nahl ayat 125 “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang paling baik.”
Ketiga, Jaga Marwah Diri, Organisasi, dan Agama. Dai Muhammadiyah adalah wajah persyarikatan dan duta Islam berkemajuan. Setiap ucapan, konten, dan sikap yang disampaikan dai mencerminkan nama baik diri, organisasi, dan agama. Ditekankan dalam Qur'an surat Al-Baqarah ayat 195, “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuatlah kebaikan. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.”
Keempat, Bangun Komunikasi Intensif dan Soliditas Dai. Dalam menghadapi persoalan dakwah, apalagi yang terkait isu sensitif dan kondisi sosial bangsa, "Para dai Muhammadiyah diimbau untuk berkoordinasi aktif dengan LDK di tingkat daerah maupun pusat. Hal ini penting agar sikap dakwah tetap satu suara, terarah, dan tidak menimbulkan kegaduhan," terangnya.
Ustadz Arifin menutup seruannya dengan ajakan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah, agar para dai Muhammadiyah bisa berperan sebagai perekat persaudaraan bangsa.
“Mari kita hadir sebagai penyejuk di tengah masyarakat, menebar Islam yang berkemajuan, dan menjaga nama baik Muhammadiyah serta agama kita. Dakwah kita harus mencerahkan, menenteramkan, dan mempersatukan,” pungkasnya. (Rif/Nurvi)