Dakwah di Wilayah 3T adalah Panggilan Iman dan Kemanusiaan
JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ustaz Muchammad Arifin, menegaskan pentingnya memperkuat dakwah di wilayah-wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) Indonesia sebagai bentuk nyata kepedulian dan panggilan keimanan.
“Ketika kita berbicara tentang dakwah, seringkali bayangan kita tertuju pada mimbar-mimbar di kota, pada ruang-ruang pengajian yang sejuk, atau pada hiruk-pikuk kegiatan dakwah yang padat dengan fasilitas. Namun di balik perbukitan sunyi, pulau-pulau terasing, dan desa-desa tanpa sinyal, ada saudara-saudara kita yang kehausan rohani dan sangat membutuhkan sentuhan dakwah,” ujarnya Kamis (22/5).
Menurut Arifin, dakwah di wilayah 3T bukanlah sekadar program, melainkan panggilan nurani. “Daerah 3T adalah ladang dakwah yang dipilih bukan oleh kenyamanan, melainkan oleh suara hati nurani dan kepatuhan terhadap titah Ilahi. Di sanalah kejujuran cinta dan keberanian iman diuji,” tegasnya.
Landasan gerakan ini berpijak pada ajaran Islam yang mendorong umat untuk menyeru pada kebaikan dan mencegah kemungkaran, sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 104. Dakwah di wilayah 3T, menurutnya, merupakan perwujudan nyata dari misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil ’alamin.
Dalam konteks itu, LDK Muhammadiyah tidak hanya hadir untuk menyampaikan ajaran agama, tetapi juga tinggal bersama masyarakat akar rumput. “Kami hadir dengan cinta, bukan semata-mata dengan seruan. Kami mengajar bukan untuk menggurui, tetapi untuk menyatu. Kami membimbing bukan untuk menguasai, tetapi untuk menemani,” ucapnya.
Program dakwah yang dilakukan LDK mencakup layanan pendidikan, pelatihan keterampilan, hingga pendirian pesantren mualaf. Di pelosok Kalimantan, Banten, hingga pulau-pulau timur Indonesia, para dai komunitas hadir membawa cahaya Islam dan harapan baru bagi masyarakat yang terpinggirkan.
“Kalau bukan kita yang datang, siapa lagi? Pemerataan dakwah adalah bagian dari menyulam kembali bangsa yang tenunnya mulai rapuh di pinggir-pinggir,” imbuh Arifin.
LDK PP Muhammadiyah kini terus memperkuat langkah strategis dengan membuka rekrutmen dai komunitas yang akan ditugaskan khusus ke wilayah 3T. Para dai ini dipersiapkan secara komprehensif—baik secara keilmuan, mental, maupun keterampilan sosial—agar mampu beradaptasi dan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat marginal.
Arifin menutup seruannya dengan ajakan kepada umat untuk mendukung gerakan ini, bukan hanya dengan materi, tetapi juga dengan doa dan empati. “Sekecil apa pun kontribusi kita, insyaAllah menjadi bagian dari ladang amal yang kekal,” pungkasnya. (Cris)