Pesan Idul Fitri Gor Kadrie Oening Samarinda
SAMARINDA, Suara Muhammadiyah - Maklumat Pimpinan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu, 10 April 2024. Warga Muhammadiyah menyambut dengan gembira dan serentak melaksanakan shalat Idul Fitri di 70 titik lokasi.
Sebagaimana pelaksanaan sebelumnya, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Samarinda utara menggelar Sholat Idul Fitri di Lapangan Parkir Kompleks GOR Kadrie Oening Sempaja. Nampak hadir membaur dengan lebih kurang 4000 jamaah, Kepala Bidang Pemuda Dispora Propinsi Kalimantan Timur Rasman Rading dan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Samarinda H. Muslimin bersama para Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur diantaranya KH. Muhammad Haiban dan H. Abdullah Thalib dan H. Jaswadi.
Acara diawali dengan sambutan dan pengarahan dari Ketua PCM Samarinda Taufik Rachman dilanjutkan prosesi pelaksanaan Sholat Idul Fitri dengan imam dan khatib KH. Siswanto Ketua Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Dalam sambutan pengantar Sholat Idul Fitri, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Samarinda Utara Taufik Rahman memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kepala UPTD Pengelola Komplek Stadion Gelora Kadrie Oening di bawah Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Timur yang telah memfasilitasi penyelenggaraan sholat Idul Fitri selama ini.
Demikian pula ucapan terima kasih disampaikan kepada Poltabes Samarinda dan Dinas Perhubungan yang telah menjadikan kegiatan berjalan lancar.
Dalam Pesan khutbah Idul Fitri khatib KH. Siswanto mengawali dengan merefleksikan perjlanan Ramadan. Sebagaimana telah diketahui bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang memiliki banyak sebutan istimewa antara lain; bulan Al-Qur'an, bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan, bulan pengendalian hawa nafsu.
Allãh Subhãnahu wa ta'ãlã juga menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai media memberikan kesempatan dan peluang emas bagi hamba-Nya untuk menggapai banyak kebaikan dan kemuliaan.
Puasa, Shaum atau Shiyam, pengertiannya secara etimologis adalah al-Imsaku 'anis syai'i, yaitu mengekang atau menahan diri dari sesuatu. Misalnya menahan diri dari makan, minum, bercampur dengan istri, berbicara, dan sebagainya. Semua itu erat hubungannya dengan pengendalian hawa nafsu bersama segala variannya. Mulai dari nafsu makan minum, nafsu syahwat, nafsu ingin populer, nafsu ingin dihormati, nafsu ingin dipuji, nafsu ingin dihargai hingga nafsu ingin terus berkuasa selamanya. Dan ini semua yang ingin disasar untuk dikendalikan dan ditundukkan dari ibadah puasa kita selama satu bulan penuh.
Bukan sekedar menahan diri dari makan, minum dan hubungan suami istri. Tetapi bagaimana kemudian ibadah puasa mampu mengantarkan kita menjadi pribadi yang memiliki karakter kuat dalam mengekang dan mengendalikan hawa nafsu agar tidak liar dan brutal, menabrak norma-norma masyarakat, menjungkirbalikkan aturan dan memporak - porandakan serta mengkebiri undang-undang. Jika ibadah puasa ternyata tidak melahirkan pribadi yang yang berintegritas, maka sia-sialah semuanya di hadapan Allãh Subhãnahu wa ta'ãlã.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sarat akan pelajaran mahal. Pelajaran penting dari sekian pelajaran berharga itu adalah bagaimana Allãh Subhãnahu wa ta'ãlã hendak memberikan pelatihan pengendalian hawa nafsu selama satu bulan secara intensif dan holistik. Bahkan inilah pesan yang sangat kuat dan menbekas di benak kita.
Dalam tema khutbah dampak buruk dan mengerikan perilaku menuhankan hawa nafsu, KH. Siswanto juga menyampaikan penghalang utama untuk menggapai derajat dan predikat taqwa adalah hawa nafsu disamping iblis tentunya. Karenanya Allãh Subhãnahu wa ta'ãlã perhadapkan secara diametral antara taqwa dan hawa nafsu, yang masing-masing disebut sebanyak 115×, yang diendorse malaikat dan syetan yang masing-masing juga 88x. Yang selamanya akan terus bertarung untuk saling mengalahkan sepanjang sejarah kehidupan anak Adam, dan bahkan "Nabi Adam alaihissalãm sendiri yang menjadi korban pertama" pergulatan ini.
Pelaksanaan sholat Idul fitri berakhir dengan lancar dan nampak lokasi acara bersih tanpa sampah berkat makin terbangunnya kesadaran jamaah serta tanggap cepat panitia membersihkan sisa sampah yang tersisa.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur H. Abdullah Thalib mengungkapkan apresiasi tinggi kerja-kerja panitia dan kesadaran jamaah terkait sampah termasuk pasca sholat idul Fitri.
Abdullah Thalib mengatakan, “Sesuai hasil survei Kementerian Perhubungan, potensi pergerakan masyarakat nasional selama Lebaran 2024 mencapai 193,6 juta orang atau 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia. Dari mobilitas manusia tersebut, diperkirakan sekitar 58 juta kilogram (kg) sampah tambahan akan timbul dalam rentang dua minggu arus mudik dan balik.”
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menerbitkan Surat Edaran (SE) No 5 Tahun 2024 tentang Pengendalian Sampah Hari Raya Idul Fitri. SE itu ditujukan kepada gubernur, bupati, dan walikota untuk dapat mengambil langkah aktif dalam upaya pengurangan dan penanganan sampah tambahan yang timbul akibat mudik dan balik Lebaran.
Walikota Samarinda juga mengeluarkan Surat Edaran Nomor 600.4.15/595/100.12 tentang bersih sampah Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Ada tujuh himbauan yang disampaikan agar tata laksana penanganan sampah yang bersumber dari meningkatnya konsumsi Masyarakat menjelang maupun sesudah hari raya Idul Fitri.
Muhammadiyah sebagai organisasi Masyarakat terbesar yang bergerak terutama diranah dakwah, pendidikan, kesehatan mendukung surat edaran KLHK No 5 dan Surat Edaran Walikota Samarinda “Kita perlu mengkampanyekan dan menerapkan Lebaran hijau. Setiap keluarga mengecek atau memastikan rumah ditinggalkan dalam kondisi aman. Contohnya lampu yang menyala dilengkapi sensor hemat energi, mematikan peralatan elektronik, membawa barang secukupnya supaya tak banyak sampah plastik, dan membawa makanan yang habis dimakan.”