KULONPROGO, Suara Muhammadiyah – Dalam upaya mendorong pemberdayaan perempuan, Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah Pengasih (PCNA Pengasih) sukses menggelar Kajian Nasyiatul Aisyiyah Pengasih (KINASIH) #3 dengan tema “Perempuan Ujung Tombak Peradaban: Eksplorasi Diri – Membangun Hubungan Sehat” pada Ahad (28/7). Kegiatan yang berlangsung di Ruang Nakula DPRD Kulon Progo ini berhasil menarik minat puluhan peserta, terutama kalangan remaja hingga dewasa muda.
Tema yang diangkat dalam KINASIH #3 ini berangkat dari keprihatinan terhadap berbagai kasus yang menimpa perempuan di Indonesia. Ketua Panitia, Sumaryani, mengungkapkan bahwa banyaknya kasus perempuan yang viral di media sosial menjadi pemicu diselenggarakannya kajian ini. “Dari sini kami bertanya-tanya, apa yang salah? Apa karena belum mengenal diri? Mengapa bisa terjebak di hubungan yang merugikan? Apakah ada pengaruh lingkungan? KINASIH #3 diharapkan dapat memberikan jawaban,” ujarnya.
Senada dengan Sumaryani, Ketua Umum PCNA Pengasih, Suyati, S.Pd., juga menekankan pentingnya pengembangan diri bagi perempuan. KINASIH dirancang sebagai program berkelanjutan dengan berbagai tema, bertujuan untuk menjadi ruang belajar bersama, memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan perempuan agar dapat berkontribusi lebih besar bagi masyarakat. “Kita, perempuan, harus berkontribusi. Tidak hanya melihat, tapi juga berpartisipasi menegakkan keadilan bagi perempuan di berbagai bidang,” terangnya.
Kegiatan ini juga mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pengasih. Ketua PCM Pengasih, H. Walyanta, M.Or. mendorong agar kegiatan pencerdasan perempuan terus dilakukan. “Ini adalah bentuk ikhtiar yang harus selalu dilakukan. Memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi perempuan adalah ikhtiar mempersiapkan hari esok yang lebih baik,” ungkapnya.
Sebagai narasumber, dr. Ida Rochmawati, M.Sc., Sp.KJ (K) seorang spesialis kedokteran jiwa, konsultan psikiatri komunitas, memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya perempuan untuk mengenal diri sendiri. Dalam materinya, dr. Ida menjelaskan perbedaan otak perempuan dan laki-laki yang memengaruhi karakter, kinerja, dan respons stres. Ia juga menyoroti berbagai hambatan yang seringkali dialami perempuan dalam mencapai tujuan, baik dari faktor internal maupun eksternal.
“Perempuan perlu memiliki circle positif, mengembangkan kecerdasan emosi, dan mengutamakan self love serta self care. Kunci selanjutnya adalah dengan menyeimbangkan kehidupan spiritual, sosial, fisik, dan mental,” jelas dr. Ida.
Acara yang ditutup dengan sesi tanya jawab dan foto bersama ini mendapat apresiasi positif dari peserta. Salah seorang peserta, Latif, mengaku sangat terinspirasi dengan materi yang disampaikan. “Bahagia sekali bisa bertemu langsung dengan dr. Ida di KINASIH #3. Hari ini saya belajar banyak untuk mengenal diri sendiri. Terkadang lupa, kalau diri sendiri adalah teman yang sesungguhnya. Makanya sebelum bisa diterima orang lain, harus menerima dan memaafkan diri sendiri terlebih dahulu,” ujarnya antusias.
KINASIH #3 menjadi bukti nyata bahwa Nasyiatul Aisyiyah Pengasih berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pemberdayaan perempuan. Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak perempuan yang termotivasi untuk mengembangkan diri dan meraih segala potensi yang ada.