TEGAL, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal bekerja sama dengan PD Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Tegal menyelenggarakan "Dialog Ekologi Pelajar" di Taman Bungah Slawi. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi generasi muda terhadap isu-isu lingkungan, mengangkat tema "Dialog Lingkungan Hidup: Tantangan & Solusi Untuk Masa Depan Berkelanjutan."
Acara dimulai pada pukul 08.30 WIB, dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk pakar lingkungan, akademisi, serta perwakilan pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Tegal. Salah satu narasumber utama dalam dialog ini adalah Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd., Kepala SMP AT TIN UMP, yang dikenal sebagai pemerhati literasi lingkungan.
Gerakan literasi hijau
Dalam pemaparannya, Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd., menekankan urgensi Gerakan Literasi Hijau, sebuah konsep yang bukan hanya sekadar slogan tetapi juga serangkaian langkah nyata yang terstruktur. Alvin menjelaskan bahwa Gerakan Literasi Hijau terdiri dari lima langkah utama yang berputar dalam siklus tanpa henti: Membaca, Menulis, Praktik Pendidikan Lingkungan, Inovasi, dan Evaluasi.
Langkah pertama dalam gerakan ini adalah Membaca. Alvin menekankan pentingnya menyerap informasi dari berbagai sumber untuk memahami isu-isu lingkungan secara mendalam. "Dengan membaca, kita bisa mengerti kompleksitas masalah lingkungan dari sudut pandang ilmiah, sosial, maupun praktis," ujar Alvin. Ia mengajak para pelajar untuk memperluas wawasan mereka melalui berbagai literatur lingkungan.
Tahap berikutnya adalah Menulis. Alvin menekankan bahwa menulis bukan hanya tentang menyebarkan informasi, tetapi juga menyusun pemikiran dan memperkuat komitmen terhadap pelestarian lingkungan. "Menulis membantu kita mengklarifikasi ide-ide kita dan menginspirasi orang lain untuk turut serta dalam upaya pelestarian," jelasnya. Menulis juga dianggap sebagai langkah penting untuk membangun kesadaran dan menyebarkan pengetahuan kepada masyarakat luas.
Langkah ketiga adalah Praktik Pendidikan Lingkungan. Alvin menggarisbawahi pentingnya menerapkan dan menyebarkan pengetahuan yang telah diperoleh melalui pendidikan lingkungan. "Melalui praktik pendidikan lingkungan, kita bisa mengajarkan dan mengajak orang lain peduli serta bertindak demi kelestarian alam," katanya. Pendidikan lingkungan dianggap sebagai kunci untuk membentuk generasi yang lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan.
Setelah praktik pendidikan, tahap keempat adalah Inovasi. Di sini, Alvin menekankan pentingnya menciptakan solusi baru yang berkelanjutan untuk mengatasi tantangan lingkungan. "Inovasi adalah tentang mencari cara-cara kreatif dan efektif untuk menghadapi masalah lingkungan, baik melalui teknologi, metode baru, atau pendekatan yang lebih efisien," paparnya. Ia mendorong para pelajar untuk selalu mencari dan mengembangkan ide-ide inovatif dalam upaya pelestarian lingkungan.
Tahap terakhir dalam siklus ini adalah Evaluasi. Alvin menjelaskan bahwa evaluasi melibatkan penilaian efektivitas tindakan yang telah diambil dan memperbaiki kekurangan. "Evaluasi memastikan bahwa langkah-langkah yang kita ambil berdampak positif dan memberikan kesempatan untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan," terang Alvin. Ia menekankan bahwa evaluasi adalah bagian integral dari proses pembelajaran yang berkelanjutan.
Alvin Qodri Lazuardy menekankan bahwa siklus Gerakan Literasi Hijau ini berputar tanpa henti, seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga bumi. "Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita dapat terus berkembang dan berkontribusi secara nyata terhadap pelestarian lingkungan," tutupnya.
Dalam acara ini, Khaeruddin, SH, MH, dari DLH Kabupaten Tegal memberikan sambutan yang menyoroti tantangan teknis dalam pengelolaan limbah dan pencemaran air dan juga prosedur bagaimana Industri mendapatakan izin serta penjelasan mengenai IPAL (Instalasi Pembuangan Limbah) dan juga AMDAL. Sementara itu, Anni Murtafi'ah, S.KM., M.KM., dari Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah menjelaskan Program Utama dari MLH yaitu akan diadakannya sekolah kader hijau, penyuluhan dai peduli lingkungan dan program literasi lingkungan hidup lainnya.
Selain diskusi panel, acara ini juga menampilkan berbagai kegiatan interaktif seperti lokakarya dan sesi tanya jawab, yang bertujuan untuk menggali lebih dalam pemahaman peserta tentang isu-isu lingkungan. Tria Syifa dari PD IPM memberikan inspirasi dengan aksi nyata dalam program-program lingkungan di komunitas lokal.
Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi generasi muda dalam menjaga lingkungan. Dengan partisipasi aktif dari berbagai pihak, solusi-solusi yang dihasilkan dari dialog ini diharapkan dapat diterapkan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan. (diko)