YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhamamdiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS., MKes menyebut manusia dalam menjalani kehidupan di muka bumi tidak bisa dinafikan terlepas dari belenggu perbuatan salah. Baginya, hal tersebut merupakan bentuk kewajaran kendati demikian jangan sampai lupa untuk segera bertaubat kepda Allah.
“Manusia itu lumrah sebagai manusia bisa melakukan kesalahan. Tetapi Allah memerintahkan kepada kita yang terlanjur berbuat salah untuk segera ingat kepada Allah dan segera bertaubat. Kalau Ramadan disebut sebagai bulan taubat dan taat, hendaknya ini menjadi momen introspeksi untuk tidak mengulangi kesalahan yang pernah kita lakukan,” ujarnya dalam Khutbah Jum’at di Masjid KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (15/3).
Menurut Agus perbuatan semacam itu termasuk salah satu kategorisasi dari ciri insan yang bertakwa. Bahkan Nabi Muhammad Saw berpesan agar hidup senantiasa bertakwa kapan pun dan di mana pun. Bagi Agus, spektrum takwa itu cakupannya sangat luas dan tidak ada batasan maupun waktu.
“Takwa yang tidak hanya dibatasi hanya ketika berada di bulan Ramadan, tetapi di waktu-waktu yang lain tetap menjadi pribadi yang bertakwa. Kapan pun dan di mana pun,” ucapnya.
Terkait arti takwa, Agus menukil kisah Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka’ab. Dikisahkan jika Ubay bertanya kepada Umar, “Wahai Umar pernahkah kamu berjalan di tempat banyak durinya?” Umar menjawab, “Tentu saja pernah.” Ubay bertanya, “Apa yang kamu lakukan dalam kondisi seperti itu?” Umar menjawab, “Tentu saja saya akan berjalan hati-hati dan bersungguh-sungguh agar tidak ada duri yang terinjak." Ujar Ubay, “Itulah takwa Umar.”
“Orang yang dalam kehidupannya senantiasa berhat-hati sehingga tidak ada kemaksiatan yang dilakukan tidak ada larangan yang diterjangnya. Maka ketika kehidupan sekarang ini orang sering mengatakan tantangan semakin sulit, godaan semakin besar, rasanya belajar dari nasehat tadi menjadi penting agar semakin berhati-hati dan bersungguh-sungguh,” katanya.
Dalam kesempatan itu, selain hidup harus berlandaskan takwa, Agus juga mengingatkan agar manusia seyogianya dapat hidup dengan akhlak terbaik. Bagi Agus, keberimanan tidak bisa terlepas dari akhlak. Bahkan Nabi Muhammad Saw mengatakan “Sebaik-baik orang dalam keberimanannya adalah ia yang paling baik akhlaknya.”
“Ketika setiap orang iman menjaga dirinya untuk senantiasa berakhlakul karimah, sebetulnya is telah menjaga diri dari sisinya dan sendi-sendi ketakwaan itu,” tandasnya. (Cris)