Dibalik Layar Buku Biografi Syafiq A Mughni

Publish

11 July 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
92
Doc. SM

Doc. SM

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Baru-baru ini, Suara Muhammadiyah melaunching buku Cendekiawan Melintas Batas: 70 Tahun Perjalanan Syafiq A Mughni, Kamis (27/6) di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Buku ini disusun oleh Bahrus Surur-Iyunk. Ia menerangkan bahwa dalam mengonstruksi buku ini membutuhkan tempo 3 bulan seraya ada jeda dan istirahat.

“Ada ngopinya, nungguin toko, ngasih makan ayam, jalan-jalan keliling kota, mengajar di sekolah, ngisi pengajian dan healing ke luar kota juga,” katanya.

Bahrus mengungkapkan, sebelum mempakemkan judul buku tersebut di atas, awalnya bukunya diberi judul “70 Tahun Prof Dr Syafiq A Mughni, MA: Sejarawan Muslim Reformis yang Pluralis”. Ia berdalih, Syafiq merupakan seorang sejarawan, pimpinan Muhammadiyah yang reformis dan seorang yang sangat luas pergaulannya dan beriteraksi dengan banyak orang di tingkat dunia.

“Mulai yang sangat keras dengan keyakinan agamanya (bukan hanya Islam) dan berbagai agama hingga yang ateis sekalipun. Tapi, beliaunya tidak setuju karena dianggap keduwuren. Maklum, beliaunya cenderung low profile. Akhirnya, buku itu tidak diberi judul, kecuali menjadi “Syafiq A. Mughni, Perjalanan 70 tahun,” jelasnya.

Dalam perjalanannya, Bahrus menceritakan bahwa saat menulis buku tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri. Ketika desain sampul buku telah selesai dibuat oleh penerbit, muncul permintaan untuk menyertakan judul kecil sebagai pelengkap. Dalam upaya memenuhi permintaan ini, penulis berkomunikasi langsung dengan Prof Syafiq A. Mughni dan secara diam-diam juga berkonsultasi dengan Prof. Biyanto, seorang teman lama.

“Pada awalnya, Prof. Syafiq tidak memberikan tanggapan mengenai judul kecil tersebut. Di tengah kebuntuan ini, Prof. Biyanto menawarkan dua alternatif judul kecil. Alternatif pertama adalah "70 Tahun Syafiq A. Mughni, Sejarawan Muslim yang Mendunia," dan yang kedua adalah "70 Tahun Syafiq A. Mughni, Sejarawan Muslim Melintas Batas”,” ucapnya.

Namun, setelah melalui berbagai pertimbangan dan konsultasi lebih lanjut, diputuskan bahwa judul yang digunakan adalah "70 Tahun Syafiq A. Mughni, Sejarawan Muslim Melintas Batas.” “Judul ini dianggap lebih menggambarkan kiprah Prof. Syafiq yang melintasi batas-batas keilmuan dan geografis dalam perannya sebagai seorang sejarawan Muslim yang memiliki pergaulan luas di tingkat global,” bebernya.

Bahrus menjelaskan saat masukkan ke penerbit Suara Muhammadiyah (SM), Ia mendapat masukan dari penerbit, “Butuh “judul kecil”, Pak Bahrus,” ujar Ganjar, pengurus penerbitan SM. Karena mungkin kalau hanya seperti itu judulnya, terasa kurang enak dibaca. Bahrus sendiri sebenarnya sudah tidak berani memberi judul lain selain yang dari beliau. “Biarlah, kalau mentok, nanti Pak Haedar saja yang memberi judul dan Insyaallah akan diterima oleh beliau,” jelasnya.

Dalam proses penentuan judul buku biografi "70 Tahun Syafiq A Mughni," Bahrus mendapat berbagai masukan dari sejumlah tokoh. Awalnya, Bahrus menghubungi Prof Biyanto, teman lama dikenal sejak di Pondok Modern Muhammadiyah Paciran, untuk meminta saran judul. Prof Biyanto memberikan dua alternatif: "Sejarawan Muslim yang Mendunia" dan "Sejarawan Muslim Melintas Batas." Namun, kedua judul tersebut dianggap terlalu tinggi.

“Tak disangka, ada masukan dari Pak Din Syamsuddin yang mengusulkan judul "Cendekiawan Melintas Batas." Menurut Pak Din, penggunaan kata "sejarawan" terlalu reduksionis. Usulan ini diterima oleh penulis dan Prof. Biyanto, apalagi dengan pertimbangan bahwa judul tersebut langsung diberikan oleh Pak Din,” ungkapnya.

Pada saat bersamaan, Bahrus menjelaskan bahwa ada beberapa buku yang dijadikan sebagai model penulisan. Yaitu buku otobiografi Buya Syafii Maarif, Buku Biografi Amien Rais, Buku 70 tahun Amin Abdullah, biografi Najikh, Biografi Gus Dur, Biografi Pak Nadjib Hamid dan Biografi Chairul Tanjung. Dari bentang buku tersebut, Bahrus melihat bahwa dengan mempelajari berbagai model penulisan ini, ia dapat menyusun buku biografinya dengan lebih kaya dan beragam, menggabungkan berbagai elemen naratif dan pendekatan yang telah terbukti efektif.

“Saya ingin menunjukkan latar belakang keluarga, pendidikan dan keilmuan, sehingga kita tahu genealogi pemikiran beliau. Lagi, pergaulan dan aktivismenya yang sangat luas. dengan buku ini saya berharap ada buku-buku biografi lain yang akan dituliskan. Karena banyak manfaat dari keteladanan, biografi dan keluarbiasaan tokoh-tokoh dan pimpinan kita. Orang-orang biasa saja banyak memiliki kebaikan yang bisa diteladani, apalagi orang-orang hebat di Muhammadiyah,” tandasnya. (Cris/Fab)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah- Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali....

Suara Muhammadiyah

7 December 2023

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (SPs UMJ) melulu....

Suara Muhammadiyah

14 December 2023

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menjadi salah satu Amal Usaha M....

Suara Muhammadiyah

7 December 2023

Berita

BAUBAU, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Buton (UM Buton) dengan gembira mengumumkan ba....

Suara Muhammadiyah

11 October 2023

Berita

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Ahad,7/7/2024, bertepatan dengan 1 Muharram 1446 H, PPM MBS Yogya menga....

Suara Muhammadiyah

7 July 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah