PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) gelar Internasional Colloquium bertajuk “Doctors Journey to Mental Health and Addiction Treatment Program in Malaysia and Indonesia”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (1/11/2024).
Acara ini diselenggarakan di Auditorium lantai 3 Kampus Utama Umri ini dihadiri sepuluh Narasumber dari lima Perguruan Tinggi terkemuka di Malaysia, diantaranya Universitas Malaya (UM), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), MAHSA University, University Sultan Zainal Abidin (UniSZa), serta perwakilan dari Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM). Hadir pula dalam acara tersebut Badan Pembina Harian (BPH) Umri serta Rektor dan Wakil Rektor Umri, Dekan, dosen dan mahasiswa Umri yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
Rektor Umri Dr Saidul Amin MA, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan dari para Narasumber Internasional yang berpartisipasi dalam acara ini. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah bekerja keras dalam menyelenggarakan kegiatan Seminar yang penting ini.
“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Fakultas Kedokteran Umri yang telah mengorganisir kegiatan ini, saya berharap melalui program ini dapat menghasilkan innovasi dan kreasi baru yang dapat berguna untuk sekarang dan dimasa depan, kepada seluruh presenter dan partisipan yang hadir selamat datang di Pekanbaru,” ujar Saidul Amin.
Lebih jauh Saidul Amin menyampaikan bahwa narkotika atau dadah itu sudah menjadi common enemy, di Indonesia hal ini luar biasa banyaknya.
“Ketika saya masih di Malaysia, perbincangan yang sangat hangat tentang apakah narkoba atau dadah ini hanya fenomena biasa atau memang ada hidden agenda oleh kelompok tertentu yang ingin menghacurkan negara kita. Sebab salah satu cara yang paling mudah menghancurkan peradaban sebuah bangsa adalah dadah atau narkoba,” tegas Saidul Amin.
Pada kesempatan yang sama, Prof Dr Rusdi Abdul Rashid dari Universitas Malaysia (UM) menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat yang diberikan Umri kepada rombongan dari Malaysia. Ia menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mensosialisasikan program-program rehabilitasi narkotika yang telah sukses dijalankan di Malaysia, seperti Spiritual Enhancement on Drug Addiction and Rehabilitation (SEDAR). Program SEDAR menekankan pendekatan spiritual dalam pemulihan adiksi, dan dirancang untuk membantu para pecandu narkotika yang ada di Malaysia.
“Di Malaysia, kebanyakan penagih yang menghuni pusat-pusat pemulihan berasal dari kalangan melayu Islam” ujar beliau.
Oleh sebab itu dalam program SEDAR, pembinaan dilakukan di masjid, dengan tujuan membangun kembali kedekatan dengan nilai-nilai spiritual sekaligus memfasilitasi penerimaan oleh masyarakat. Pendekatan berbasis masjid ini dimaksudkan agar para peserta rehabilitasi dapat kembali diterima di lingkungan sosial mereka setelah menjalani program dan diharapkan pula dapat merasakan dukungan serta reintegrasi yang positif di masyarakat.
Kegiatan International Colloquium yang menghadirkan ratusan peserta ini, terbagi dalam dua sesi, dan pada sessi pertama, menampilkan pemateri oleh sejumlah pakar, diantarannya Prof Dr Mohd Husain Habil dari MAHSA University, Assoc Prof Dr Rusdi Abdul Rashid dari UM, Prof Dr Sharifa Ezat dari UKM, Assoc Prof Sharon How dari MAHSA University, dan Dr Mohd. Khafidz Ishak dari NGO. Sedangkan pada sessi kedua menghadirkan narasumber lainnya, yaitu Dr Norsiah Ali dari KKM, Prof Dr Nasir Muhammad dari UniSZA, Assoc Prof Dr Azhar Salleh dari MSU, Dr Ihsan Fadhillah SpKJ dari Umri, dan Apt Dewi Gulyla Hari MFarm dari Umri.
Dalam acara ini para pemateri menyoroti kesadaran dan pemulihan mental para pecandu narkoba baik di Indonesia maupun Malaysia. Dengan adanya seminar ini diharapkan ke depan antara Indonesia dan Malaysia dapat bersinergi dan saling berkolaborasi dalam penanganan pecandu narkoba di kedua Negara. (Syae)