LAMPUNG, Suara Muhammadiyah – Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen PNF) Pimpinan Pusat Muhammadiyah kembali meneguhkan komitmennya dalam memajukan dunia pendidikan melalui penyelenggaraan Pendidikan Khusus Pimpinan (Diksuspim) Region Sumatera 2. Kegiatan ini berlangsung pada 18–20 Juli 2025 di Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Lampung dan diikuti oleh sekitar 200 peserta dari tujuh provinsi di wilayah Sumatera bagian selatan, yaitu Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Riau, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung.
Diksuspim Region Sumatera 2 merupakan pelaksanaan ketujuh dari delapan wilayah regional yang telah diagendakan secara nasional oleh Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah. Adapun pelaksanaan Region ke-8 dijadwalkan akan berlangsung serentak di Jakarta, dengan peserta dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Kalimantan Barat. Izzul Muslimin mengatakan empat pilar utama yang harus dimiliki oleh para pimpinan pendidikan Muhammadiyah untuk menghadapi tantangan masa depan.
Pilar-pilar tersebut mencakup regenerasi kepemimpinan yang terencana dan berkelanjutan, pencegahan terhadap mis manajemen, penanganan konflik internal yang dapat mengganggu fokus pelayanan pendidikan, serta kemampuan adaptasi terhadap perubahan zaman, baik dari sisi teknologi, sosial, maupun budaya.
Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah, Didik Suhardi, Ph.D., menyampaikan bahwa Diksuspim bukan sekadar pelatihan teknis kepemimpinan, melainkan merupakan motor penggerak transformasi pendidikan Muhammadiyah agar semakin unggul dan berkemajuan. Menurutnya, pendidikan Muhammadiyah memiliki fungsi strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan tangguh.
Selain itu, pendidikan Muhammadiyah juga berperan dalam memberikan pelayanan terbaik dan bermutu kepada umat, menjadi sarana pengkaderan generasi penerus gerakan Muhammadiyah, serta menjadi medium strategis dalam memperluas dakwah. Dengan bertambahnya siswa Muhammadiyah, maka semakin luas pula medan dakwah yang dapat dijangkau.
“Melalui pendidikan, Muhammadiyah mengembangkan amal usaha untuk melayani umat secara luas dan strategis. Saat ini, bukan lagi waktunya hanya mengandalkan slogan pendidikan gratis. Yang dibutuhkan adalah layanan pendidikan yang berkualitas dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat modern, namun tetap berpijak pada nilai-nilai Islam berkemajuan,” ujar Didik.
Ia juga menekankan pentingnya meneladani etos kerja KH Ahmad Dahlan, yakni bergerak aktif, terus menambah ilmu pengetahuan, beramal melalui kerja nyata, berinovasi dalam berkarya, serta memiliki semangat berkemajuan. Acara pembukaan Diksuspim turut dihadiri oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung, Prof. Dr. H. Sudarman, M.Ag., yang menyambut hangat kehadiran para peserta dari berbagai provinsi.
Dalam sambutannya, Prof. Sudarman menegaskan bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan Islam paling dinamis di Indonesia yang terus membangun kesadaran kolektif umat serta meletakkan dasar-dasar peradaban modern yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Diksuspim ini menjadi bagian dari ikhtiar kolektif Muhammadiyah dalam menyongsong abad kedua dengan menjadikan pendidikan sebagai pilar utama kemajuan umat dan bangsa. Dengan kepemimpinan yang kuat, etos kerja yang tinggi, serta orientasi dakwah yang luas, Muhammadiyah membuktikan diri sebagai kekuatan transformasi dalam pendidikan nasional.
Kegiatan ini juga menjadi momentum penting untuk membangun jejaring kepemimpinan di lingkungan amal usaha pendidikan Muhammadiyah se-Sumatera bagian selatan. Selain itu, Diksuspim memperkuat sinergi dalam mewujudkan pendidikan Muhammadiyah yang berkualitas unggul, memberikan pelayanan prima, dan berperan strategis dalam membentuk generasi Islami yang kompeten dan berdaya saing. (Hendra)